Wiranto sebut Kelompok Radikal Dan Ekstrimis Berkepentingan Memanfaatkan Sengitnya Kontestasi Politik Antar Partisan Pilpres 2019 |
RadarRakyat.Info- Pemilu di negara Indonesia merupakan proses mulia yang seharusnya menciptakan perdamaian. Masyarakat pun harus menjaga perdamaian tersebut supaya kontestasi Pemilu berjalan dengan aman.
Sebab, memilih pemimpin harusnya dalam situasi yang tenang, suasana yang damai agar rakyat dapat memilih pemimpinnya tanpa dipengaruhi oleh cara-cara yang justru membangun kekacauan. Pilkada atau Pilpres adalah suatu proses yang mulia, karena kita memilih pemimpin-pemimpin ke depan, pemimpin lokal ataupun pemimpin nasional.
Meski tak dapat dipungkiri, jelang Pemilu suhu politik dipastikan meningkat. Berbagai cara akan ditempuh dalam berkampanye untuk memenangkan calon yang diusung.
Namun, perlu diwaspadai, karena terkadang situasi ini akan dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk memicu kekacauan.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengaku tak heran jika situasi politik akan memanas jelang tahun politik pada Pilkada 2018 dan Pemilihan Umum 2019. Hal tersebut tidak bisa dihindari karena para calon akan melakukan berbagai cara untuk bisa meraih kemenangan.
Ia mengatakan, kepada calon peserta pemilu supaya waspada terhadap kelompok yang ingin menimbulkan kekacauan. Sebab, menjelang kontestasi Pilkada, hal tersebut sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin merusak kedamaian dan memecah belah masyarakat.
“Harus ada suatu kesadaran para pemimpin yang sedang berlaga, yang sedang melakukan kontes itu hati-hati, jangan sampai diboncengi oleh kelompok-kelompok tertentu yang justru membangun kekacauan,” tegasnya usai menghadiri acara Action Asia Peacebuilders Forum, di Le Meridien Hotel, Jakarta Selatan, Senin, (16/10/117).
Oleh karena itu, masyarakat harus lebih bijaksana dalam menanggapi isu-isu yang berkembang, karena kelompok radikal dapat mengambil keuntungan dari situasi politik di Indonesia untuk membangun rasa benci, kecurigaan, konflik antar anak bangsa.
Selain itu, eksploitasi isu SARA dan upaya lainnya selalu digunakan untuk mengganggu kedamaian dan pluralisme di Indonesia.
Pemerintah, kata Wiranto mengatakan, akan berusaha meredam suhu politik yang memanas jelang Pilkada 2018 maupun Pemilu 2019. Sehingga, memanasnya suhu politik itu tidak sampai menimbulkan kekacauan maupun konflik di tengah masyarakat.
“Kami akan berusaha agar meningkatnya itu pada batas-batas kewajaran, meningkatnya jangan sampai keluar batas kewajaran,” tegas mantan panglima ABRI itu.
Bahkan Presiden Joko Widodo telah memulai satu langkah yang merupakan tradisi baru dalam perkembangan demokrasi di Indonesia.
Pola komunikasi langsung seperti dilakukan Presiden Jokowi, merupakan tradisi baru yang cukup positif. Langkah Presiden Jokowi tersebut patut ditiru oleh elite negeri ini untuk ikut serta meredam suasana agar tercipta situasi yang kondusif.
Kemudian jika ditemukan para pelaku yang berusaha mengacaukan kedamaian demokrasi itu, baiknya diserahkan kepada aparat penegak hukum. Kemudian prosesnya tinggal diawasi sesuai koridor hukum yang ada. rk
0 Response to "Wiranto: Waspadai Kelompok Radikal pada Pemilu 2019"
Posting Komentar