“How Long Can You Live With Mesothelioma?”
This question is commonly asked by those who have been diagnosed with mesothelioma, a fatal form of cancer caused by asbestos. Unfortunately, as with most diseases, there is no one answer to how long a mesothelioma patient will live.
Survival Rates for Mesothelioma Are Improving
The good news is that survival rates for mesothelioma patients are improving. A 2015 meta-study looked at 20 years worth of results from 1992 – 2012, and during that period the two major forms of mesothelioma (pleural and peritoneal) have both seen an improvement in survivorship.
RadarRakyat.Info - Bukan Fahri Hamzah kalau tidak ceplas-ceplos dalam bicara dan menyampaikan opininya terkait isu-isu yang ramai di beritakan. Pernyataannya pun kerap menimbulkan friksi baik dikalangan elit politik maupun ditengah masyarakat.
Alangkah baiknya jika Fahri mengurangi retorika non hukum di ruang publik dengan statemen menyesatkan yang hanya mengacaukan dengan menyebut bahwa kasus hukum Setya Novanto terkait dengan Pilpres 2019.
Fahri menganggap, yang terjadi saat ini yang menimpa rekannya adalah kebohongan. Dia menyebut Novanto ketiban sial karena memegang ‘Tiket Pilpres’. “Tiket pilpres. Soal tiket pilpres kok,” ucapnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (17/11/17).
Bahkan Fahri mengatakan, yang terjadi saat ini merupakan perang opini yang digencarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya, KPK telah menciptakan seolah-seolah situasinya dalam keadaan gawat.
Jika politisi PKS ini menilai kasus Novanto terkait dengan Pilpres 2019, dirinya harus bisa membuktikan kebenarannya bukan asal ngecap sehingga mengaburkan substansi hukum yang menjadi dasar KPK harus bersikap sesuai kewenangannya dalam menjerat politisi Golkar ini sebagai saksi maupun tersangka dalam kasus KTP Elektronik (e-KTP).
Sebaliknya, jika Ketum Golkar ini tidak melakukan apa yang disangkakan lembaga antirasuah, seharusmya Novanto taat hukum ketika mendapat pemanggilan oleh KPK dan tidak bolak-balik mangkir dari proses penyidikan KPK dengan berbagai macam agenda alasan sehingga memunculkan pemikiran negatif terhadap Novanto.
Apabila Setnov tidak terlibat dalam kasus korupsi e-KTP maka dirinya harus menjalani panggilan pemeriksaan KPK dan berkontribusi dalam upaya pengusutan kasus tersebut sebagai contoh yang baik bagi masyarakat.
Fahri Hamzah sebagai pejabat negara hendaknya memberikan dukungan terhadap pemerintah, bukan justru memperkeruh situasi politik dengan mengaitkannya dengan kepentingan Pilpres 2019. Dan biarlah proses hukum berjalan dengan rel nya tanpa harus intervensi pihak manapun.
Seperti diketahui, KPK menetapkan Ketua DPR RI Setya Novanto sebagai tersangka. Ia diduga terlibat dalam korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). “KPK menetapkan Saudara SN anggota DPR periode 2009-2014 sebagai tersangka,” ujar Ketua KPK Agus Rahardjo di Gedung KPK Jakarta, Senin (17/7).
Menurut Agus, Novanto diduga menguntungkan diri atau orang lain atau korporasi. Novanto juga diduga menyalahgunakan kewenangan dan jabatan. Ia juga diduga ikut mengakibatkan kerugian negara Rp2,3 triliun dari nilai proyek Rp5,9 triliun.
sumber : Rk
0 Response to "Fahri Hamzah Berupaya Kaitkan Kasus Setya Novanto dengan Pilpres 2019"
Posting Komentar