“How Long Can You Live With Mesothelioma?”
This question is commonly asked by those who have been diagnosed with mesothelioma, a fatal form of cancer caused by asbestos. Unfortunately, as with most diseases, there is no one answer to how long a mesothelioma patient will live.
Survival Rates for Mesothelioma Are Improving
The good news is that survival rates for mesothelioma patients are improving. A 2015 meta-study looked at 20 years worth of results from 1992 – 2012, and during that period the two major forms of mesothelioma (pleural and peritoneal) have both seen an improvement in survivorship.
Jeritan Warga Papua Yang Tersandera KKB Disebut Drama oleh Socratez Yoman
RadarRakyat.Info- Sudah terlalu banyak tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam melakukan aktifitas teror, penembakan kepada masyarakat sipil, TNI dan Polri. Bahkan perlahan terungkap juga beberapa tindakan yang telah melanggar Hak Asasi Manusai seperti pemerkosaan dan perbudakan.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa Negara Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke merupakan Negara Kesatuan dan Negara yang berdaulat.
“Segenap rakyat dan seluruh tumpah darah harus dijamin keselamatannya. Untuk itu, tidak boleh ada sejengkal tanah NKRI yang tidak aman bagi warganya,” tegasnya.
Upaya TNI-Polri menjaga NKRI dari serangan KKB cukup diacungkan jempol dan mendapat apresiasi dari warga Papua yang mendiami Desa Kimberley dan Bunti di Tembagapura, Mimika, Papua.
Selama operasi pembebasan, terjadi tembak-menembak antara aparat dan kelompok penyandera. Namun, aparat berhasil menguasai keadaan dan mengamankan para sandera, yang disebut berjumlah total 1.300 orang.
Pembebasan tersebut dilakukan secara bertahap. Pertama aparat yang tergabung dalam Satagas Terpadu mengevakuasi 344 warga dan kemudian dilanjutkan dengan 804 warga di Bunti.
Namun langkah kemanusiaan aparat mendapat tanggapan sinis oleh Gembala Dr. Socratez Sofyan Yoman.
Ia menyebut aksi penyelamatan sandera oleh aparat merupakan drama dan sandiwara yang dibuat TNI-Polri. Tidak heran jika Socratez yang merupakan pendukung gerakan OPM ini telah lama berada dibalik pergerakan West Papua.
Kelompok mereka juga mendapat dukungan dari luar terutama Australia beserta media kroninya yang juga ramai memberitan penyanderaan di Tembagapura adalah satu kebohongan yang diperankan anggota TNI-Polri.
Operasi penumpasan Kelompok Kriminal Bersenjata-Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (KKB-TPN OPM) di Distrik Tembagapura, Papua, Jumat (17/11) semata-mata demi menyelamatkan rakyat sipil.
“Gerakan separatis ini sudah melakukan pembunuhan. Kemudian melakukan penyanderaan. Penyanderaan itu bukan disekap dalam satu ruangan, tetapi di suatu lokasi dan membuat mereka tidak bisa kemana-mana, tidak mendapat layanan apapun, baik pendidikan, kesehatan, dan lainnya,” kata Gatot Nurmantyo menegaskan, di Tembagapura, Mimika, Minggu (19/11).
Jadi jika Socratez mengatakan pembebasan ini sebuah sandiwara artinya ia dan kelompoknya tidak memiliki hati nurani dan moral serta kemanusiaan dengan menyebut perbuatan KKB-OPM rekayasa dengan jatuhnya korban jiwa dari anggota Polri dan serangkaian serangan teror dan menindas warga.
Panglima TNI menegaskan, selama ratusan warga sipil diisolasi di Kimbeli, Banti mendapat perlakuan tidak manusiawi dari KKB-TPN OPM.
“Para sandera juga terintimidasi, bahkan 12 wanita dilaporkan mengalami kekerasan seksual,” ungkapnya.
Tidak itu saja, sebagian warga sipil mengaku dijarah dan dirampas harta bendanya.
Berdasarkan data yang diterima kepolisian, jumlah uang yang dirampas mencapai Rp107,5 juta, emas hasil dulangan yang dijarah seberat 254,4 gram, dan sebanyak 200-an ponsel disita KKB.
Mudah-mudahan Socrates pria yang terbilang vokal ini tidak “menjual” permasalahan Papua kepada bangsa yang salah.
sumber: rk
0 Response to "Upaya TNI-Polri menjaga NKRI dari KKB mendapat apresiasi dari warga Papua"
Posting Komentar