RadarRakyat.co-Rakyat Indonesia tanpa sadar sedang dipecah belah. Perbedaan di antara masyarakat dipertajam di tengah situasi ekonomi dan sosial yang semrawut.
Bahkan,
kasus peredaran percakapan mesum yang diduga antara Imam Besar Front Pembela
Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, dengan Firza Husein lewat pesan whatsapp,
bisa menjadi salah satu bukti kekacauan sedang terjadi.
Anggota
Komisi III DPR RI, Muhammad Syafii, mengatakan, banyak orang yang terkecoh
dengan pemberitaan kasus itu. Padahal, setelah diamati dengan hasil analisa
beberapa pakar dan pemerhati, yang sedang terjadi hari ini adalah upaya untuk
menciptakan kekisruhan, upaya memunculkan saling kecurigaan, upaya memantik
rasa permusuhan.
“Intinya
ingin membenturkan secara horizontal apakah antar umat beragama, internal umat
beragama, antar perbedaan ormas, kelembagaan dan sebagainya. Situasi ini ada
yang mendesain dan itu adalah PKI,” ujar Syafii, saat ditemui di Gedung DPR RI,
Senayan, Jakarta, Selasa (31/1).
Politisi Partai
Gerindra ini menyebut keadaan negara saat ini tak jauh beda dengan situasi
tahun 1965 saat Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan gerakan pengkhianatan.
“Ketika dia
(PKI) akan bangkit, itu pertama dimulai dengan kesulitan ekonomi, sehingga rakyat
mudah percaya karena dalam situasi orang kesulitan.
Lapangan kerja sulit, harga barang mahal, pertumbuhan ekonomi mandek, itu
membuat orang mudah dihasut,” jelasnya.
Hal lain
yang terjadi pada tahun 1965, lanjutnya, adalah stigmatisasi negatif terhadap
para ulama. Akibatnya, rakyat yang mayoritas Islam kehilangan pedoman dan
gampang percaya dengan rumor.
“Habib
Rizieq distigma negatif bukan hari ini saja. Dulu dia dibilang punya istri
enam, ternyata istrinya satu. Dulu dia dibilang kaya raya, ternyata orang tahu
rumahnya di dalam gang, sangat sederhana,” kata dia.
Yang
berikutnya, tambah pria yang akrab disapa Romo Syafii ini, pada masa
kebangkitan PKI ada upaya pembubaran ormas-ormas Islam seperti halnya sekarang.
Romo juga mempersoalkan pidato Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati
Soekarnoputri, saat peringatan hari ulang tahun PDIP tanggal 10 Januari lalu.
“Waktu dulu,
ada pengalihan ideologi, supaya orang tidak beriman. Sekarang sudah ada,
pernyataan Megawati tentang tidak percaya akhirat karena itu dianggap ramalan,
karena enggak ada juga orang yang baru pulang dari akhirat,” lanjutnya.
Romo Syafii
juga mengatakan, pada tahun 1964 ada pecahan uang Indonesia yang desainnya
berlogo palu arit.
“Sekarang
uang baru kita dari pecahan 2000 sampai 100 ribu, semua menggunakan lambang
palu arit. Jadi ini sudah cukup,” tegasnya.
Ia
mengingatkan, tidak satu pun penganut agama yang akan diuntungkan jika komunis
sudah mengambil alih kekuasaan di negeri ini.
“Dari dulu,
PKI bergerak tanpa wujud. Tiba-tiba dia muncul dan dia ada di mana-mana. Dan
itu sedang terjadi hari ini. Karena itu, jangan berharap ada pembelaan dari
pemerintah, aparat, negara kepada ulama. Kita sedang dikendalikan oleh PKI,”
pungkasnya. (gn)

0 Response to "Romo Syafii: Kita Sedang Dikendalikan PKI"
Posting Komentar