RadarRakyat.Info-Bisa masuk dan menjadi anggota tentara memang jadi semacam kebanggaan tersendiri. Tak hanya bakal diganjar dengan label gagah, gahar dan pemberani oleh masyarakat, menjadi serdadu juga berarti terjamin secara finansial. Makanya, tak heran kalau para ibu begitu bahagia dan lega ketika anak gadisnya dipinang seorang pria berbaret.
Menjadi
seorang anggota memang harus bangga, tapi bukan berarti hal tersebut membuat
kepala terlalu tinggi sampai akhirnya memunculkan sikap arogansi dan show off.
Misalnya bebas tilang atau berani melaju padahal lampu merah sedang terang.
Menjadi pria berseragam loreng bagaimana pun harus down to earth, karena
sesepuh mereka mencontohkan hal itu. Ya, seperti yang ditunjukkan oleh Brigjen
Sahirdjan dan kesederhanaannya yang luar biasa.
Nama satu
ini pasti asing di kalangan masyarakat umum, tapi kalau di kesatuan beliau
ibarat Dumbledore bagi siswa Hogwarts. Ya, sosok satu ini adalah seorang
petinggi ABRI berpangkat mentereng yang bertugas membina para taruna biar jadi
tentara hebat. Dan seperti yang disinggung sebelumnya, sosok Brigjen Sahirdjan
ini sangat sederhana. Terlalu sederhana bahkan.
Agak aneh
sebenarnya kalau seorang perwira ABRI punya kebiasaan sederhana. Pasalnya, ia
butuh untuk dipandang tinggi agar punya wibawa dan karisma. Tapi, bagi seorang
Brigjen Sahirdjan, wibawa dan karismanya adalah kesederhanaan yang ia miliki.
Kalau mau, beliau ini bisa tampil luar biasa dan bikin para kadet terkencing-kencing
mendengar ‘dehemannya’. Tapi, beliau menunjukkan sikap yang opposite alias
berlawanan.
Soal
kesederhanaan, beliau ini suka sekali berpakaian sangat biasa. Begitu lepas
topi dan seragam dinas, beliau akan menyulap dirinya bak kuli panggul di pasar
dengan memakai celana pendek dan kaos oblong lusuhnya. Penampilan ini pun
membuatnya mendapatkan image sebagai jenderal jongos lantaran pakaiannya seolah
mengesankan dirinya seperti seorang tukang ‘angkat-angkat’.
Soal pakaian
ini, beliau pernah mendapatkan pengalaman unik dan menggelitik. Jadi, pada
suatu ketika ada seorang kadet yang tengah balik dari cutinya. Si kadet ini
nampak kesusahan dengan begitu banyak barang yang dibawanya. Lalu, ia pun
mendapati seorang pria yang berjalan pelan dengan pakaiannya yang lusuh. Tanpa
berpikir panjang, si tentara tadi langsung memanggil si pria tersebut dan
memintanya membawakan barang-barang yang banyak itu.
Si pak tua ini
pun langsung dengan sigap membantu si kadet. Setelah barang dibawakan, kemudian
si tentara menawari sang bapak itu beberapa uang namun ditolaknya dengan halus
kemudian berlalu. Si tentara ini tak merasa aneh dengan sosok bapak tua tadi,
sampai akhirnya seorang senior datang dan berkata, “Lu tau siapa orang yang lu
suruh bawa koper tadi?” Si Taruna ini pun menjawab, “Siap! Tidak tahu!” Sambil
geram, si senior lantas bilang, “Tau lu, dia adalah Pak Sahirdjan, Brigadir
Jenderal dan Guru Besar kita!” Mengetahui ini sang kadet pun seolah mendapati
petir di siang bolong. Sangat takut tapi juga takjub.
Inilah
teladan dari seorang Brigjen Sahirdjan. Meskipun beliau adalah orang pangkat
yang medali di seragamnya berentetan, tapi hal tersebut sama sekali tak menghalanginya
untuk menjadi pribadi yang sangat sederhana. Meskipun demikian, ketika
mengajar, beliau tetaplah profesional. Buktinya, banyak tentara hebat yang
tercipta lewat bimbingannya. *b)

0 Response to "Brigjen Sahirdjan, Petinggi ABRI yang Sering Dikira Jongos"
Posting Komentar