Gagal Besarkan Komando Barisan Rakyat, Rizal Kobar Tunggangi Alumni 212 | RADAR RAKYAT -->

Gagal Besarkan Komando Barisan Rakyat, Rizal Kobar Tunggangi Alumni 212

Mantan narapidana kasus pelanggaran hukum melakukan ujaran kebencian berdasarkan UU ITE Rizal Kobar, pada tanggal 2 Desember 2017 lalu mendeklarasikan gerakan baru yang berhubungan dengan Aksi dan Reuni Akbar 212 yang dinamakannya Korps Alumni 212.

Pembentukan Korps Alumni 212 ini dideklarasikan Rizal Kobar atau Biasa menyebut dirinya Rijal Kobar melalui surat elektronik yang dikirimkannya ke media online.

Setelah Reuni Akbar 212 yang carut-marut dengan kepentingan politik dan kepentingan pribadi masing-masing elite 212, ternyata Rizal Kobar pun yang merasa memiliki saham dalam aksi 212 tahun 2016 lalu tersebut dengan berbagai aksi ujaran kebenciannya hingga akhirnya menjalani hukuman.

Kobar yang selalu melekat dibelakang nama Rijal adalah singkat dari Komando Barisan Rakyat, suatu organisasi gagal yang hingga saat ini tidak mendapatkan simpati dari masyarakat.

Dalam surat elektroniknya secara sepihak mengklaim bahwa Korps Alumni 212 ini adalah untuk menjaga “pergerakan nasional” aksi 212 itu sendiri serta untuk tetap menjaga ghiroh perjuangan aksi 212. Padahal aksi 212 sendiri selain tidak memiliki basis dukungan yang kuat dari seluruh umat Islam Indonesia akibat campur aduknya politik dengan gerakan keagamaan juga makin pudarnya semangat 212 yang selama ini selalu dipropagandakan demi kepentingan para elite 212 itu sendiri.

Pendirian Korps Alumni 212 ini sendiri juga merupakan buntut saat rijal tidak mendapat panggung dalam kongres 212 di Wisma PHI Cempaka Putih (1/12) lalu. Ketika itu Rizal sempat membentak narasumber ketika dirinya tidak diberikan kesempatan untuk mengkritisi konten konferensi pers oleh para narasumber.

Narasumber yang dimaksud adalah Sekretaris Alumni 212 Ustadz Muhammad Gatot saptono Al Khaththath. Rijal saat konferensi pers tersebut lebih mengutamakan untuk mengumumkan sikap alumni 212 daripada membacakan agenda reuni alumni 212 itu sendiri.

"Saya pasti ikuti apa kata Ulama, tapi untuk konferensi pers kali ini kan sebaiknya yang disampaikan itu sikap, bukan susunan acara. Dan dari tadi sepanjang konferensi pers kan hanya susunan acara yang disampaikan," kata Rijal saat itu.

Al Khaththath sendiri yang marah karena disepelekan oleh Rijal cs tersebut menjadi marah dan membentak Rijal agar diam karena terkesan tidak menghargai dirinya. Namun bukannya malah diam, Khaththath malah dijadikan bahan olok-olokan oleh Rijal dkk dengan teriakan “Harganya Berapa?”.

Masyarakat tentu harus lebih mewaspadai gerakan Korps Alumni 212 yang hanya akan mengatasnamakan umat Islam seperti halnya alumni 212 lainnya seperti Presidium Alumni 212 yang justru ditunggangi kepentingan politik seperti membela Ketua Partai Politik Perindo Hary Tanoewidjaya beberapa waktu lalu.

Gerakan-gerakan yang dilakukan setelah aksi 212 Desember 2016 lalu itu secara tegas disebut Ketua Majelis Ulama Indonesia tidak perlu dilakukan lagi. “Aksi 212 itu sudah selesai. Masalah yang diusung oleh 212 sudah selesai, karena itu tidak perlu lagi menghidup-hidupi 212. Lebih baik acara seperti ini, mengutuhkan umat, bangsa dan mengajak mempererat persatuan,” kata Kyai Ma’ruf saat ditanyakan pendapatnya soal acara reuni 212 di lapangan Medan Merdeka Monas (1/12).

Kyai Ma’ruf menyebut reuni akbar 212 hanya akan menimbulkan kritik tajam. “Menurut saya itu memunculkan provokasi dan menimbulkan saling mencurigai. Kita harap masyarakat mengubah persepsi untuk jangan menghidupkan sesuatu (yang) masalahnya yang sudah selesai, tidak usah dihidup-hidupi lagi,” tegas Ma’ruf.

Propaganda untuk selalu menghidupkan semangat 212 sudah dipastikan Kyai Ma’ruf hanya menjadi agitasi yang berpeluang besar untuk dijadikan tunggangan politik oleh pihak-pihak tertentu yang justru dapat mengancam ketahanan berbangsa.


Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Gagal Besarkan Komando Barisan Rakyat, Rizal Kobar Tunggangi Alumni 212"

Posting Komentar