Segala Paham yang Membatasi Hubungan dengan Tuhan Harus Ditolak |
RadarRakyat.Info- Menangkal ateisme tidak cukup dilakukan dengan slogan-slogan agama atau ideologi tetapi harus mampu membantah poin demi poin pemikiran ateis.
Seiring berkembangnya kehidupan manusia, ateisme dapat dikatakan mampu mempengaruhi pemikiran bangsa Indonesia dan ini telah sebuah fakta kebudayaan global.
Indonesia telah memiliki Pancasila yang didalamnya mengandung nilai-nilai luhur yang mampu menangkal segala bentuk pemikiran yang tidak sejalan dengan ideologi negara.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa pada Pancasila menegaskan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia dipandu oleh nilai-nilai ketuhanan yang bersifat universal. Oleh sebab itu, setiap paham yang cenderung membatasi hubungan dengan Tuhan itu harus ditolak.
Dalam disertasinya yang berjudul “Problem Kejahatan dalam Perspektif Fenomenologi Edmund Husserl Kontribusinya Bagi Penguatan Landasan Filosofis Sila Ketuhanan Yang Maha Esa”, Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora, IAIN Salatiga, Agus Ahmad Suaidi, Lc, MA mengatakan paham ateisme berkorelasi positif dengan intoleransi karena ada pandangan bahwa agama adalah musuh dan musuh identik dengan penjahat.
Namun, dengan penguatan ideologi Pancasila yang secara nyata dilakukan menjadi panduan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa dengan berdasarkan pada Ketuhanan yang maha esa.
Pada setiap aspek kehidupan, ateisme tidak hanya menyasar pada tingkatkan kesehateraan di satu negara. Akan tetapi, kemiskinanlah yang sangat mendekatkan diri pada ateisme.
“Apalagi kemiskinan bisa mendekatkan orang pada ateisme, namun pengalaman di Eropa, kesejahteraan juga menyebabkan orang bisa menjadi ateis,” kata Agus pada ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Filsafat UGM, Rabu (4/10/17).
Selain itu, rasa ketuhanan juga dapat terkikis oleh sikap yang ditumbuh kembangkan di lingkungan akademis yakni kritisme atas lembaga agama dan nilai atau ide-ide agama.
Kritisme ini dapat memantik ateisme. Namun, sejauh kritisme menyangkut aspek kelembagaaan sekuler maka tidak terlalu riskan, tapi jika sudah menyasar pada nilai-nilai suci agama maka pertanda ateisme sudah mulai muncul.
“Kritisme atas nilai-nilai agama akan langsung berimplikasi pada peminggiran peran agama itu sendiri dalam kehidupan,” jelasnya.
Merawat hubungan manusia dengan Tuhan dan pada saat yang sama bersikap positif terhadap kehidupan akan melahirkan kehidupan yang penuh makna dan seimbang antara jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, pribadi dan masyarakat.
Oleh karena itu, program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan secara adil, makmur dan merata harus kita dukung agar paham yang bisa dikatakan meresahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini mampu dieleminir. rk
0 Response to "Segala Paham yang Membatasi Hubungan dengan Tuhan Harus Ditolak"
Posting Komentar