Menag Pastikan Pesantren Ajarkan Nilai-nilai Agama

Menag RI Lukman Hakim Saifuddin Pastikan Pesantren Ajarkaan Nilai-nilai Agama

RadarRakyat.Info- Selama ini pesantren kerap di sebut-sebut sebagai lingkungan yang dekat dengan atau dikaitkan ajaran kekerasan. Bahkan stigma pesantren radikalis yang terus-menerus timbul kerap terjadi konflik atau tindakan kekerasan yang dikaitkan dengan Islam.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait pesantren radikal di Tanah Air, pada Februari 2016, BNPT menyebut ada 19 pondok pesantren yang terindikasi menganut paham radikalisme. 10 Pesantren tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Rencananya, 19 pesantren tersebut akan dilaporkan ke Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk dibicarakan bersama.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan tidak ada pesantren yang mengajarkan paham radikal.

“Tidak benar dalam kacamata Kementerian Agama kalau ada yang mengatakan pesantren itu mengajarkan hal-hal, ajaran-ajaran agama radikal, ekstrem,” ungkapnya di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (5/10/17).

Menurutnya, jika ada lembaga keagamaan yang mengajarkan paham radikal, maka tidak serta merta dikaitkan dengan pesantren. Selain itu, tidak bisa juga diklaim sebagai pesantren yang terindikasi radikal.

“Karena pesantren, madrasah, dan seterusnya tidak mungkin mengajarkan hal-hal yang sifatnya radikal, ekstrem. Itu hanya sekedar paguyuban atau (mengatasnamakan pesantren),” kata Lukman.

Pola ajaran pesantren diyakini sesuai dengan nilai-nilai agama sehingga perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut apakah betul kelompok tersebut adalah pesantren atau hanya paguyuban yang mengatasnamakan pesantren dalam rangka menyebarkan faham radikal.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, pada dasarnya pesantren adalah penebar ajaran Islam Rahmatan Lil Alamin. Di Indonesia, pesantren memiliki sejarah panjang dan punya kontribusi besar dalam kemerdekaan Indonesia.

“Kalau ada yang mengajarkan seperti itu pasti bukan pesantren,” tegasnya. rk