Ekspresi Warga Rohingya saat Antre Terima Bantuan |
RadarRakyat.Info- Pemerintah Indonesia telah mendistribusikan bantuan beras di sejumlah titik kamp pengungsian warga Rohingya. Pemerintah pun tengah mengatur pengiriman bantuan lanjutan untuk Rohingya yang difokuskan ke Bangladesh, sebagai negara yang dituju warga Rohingya untuk mengungsi.
Saat ini, Indonesia sudah menyusun bantuan apa saja yang akan dikirimkan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh. Sementara Menteri Luar Negeri Retno MArsudi terus membuka komunikasi dengan pemerintah Bangladesh, termasuk organisasi-organisasi yang sudah bergerak di lokasi.
Bantuan yang paling utama yang dibutuhkan pengungsi Rohingya saat ini antara lain beras, selimut, pakaian, alat kebersihan, misalnya sabun, sampo. Kemudian baju anak-anak dan lain-lain. Jadi, dalam mengirimkan bantuan sekali lagi, pemerintah mengirimkan bantuan sesuai apa yang diperlukan di lapangan saat ini.
Dubes RI untuk Bangladesh, Rina Soemarno mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan RI seberat 54 ton telah tiba di Bangladesh. Bantuan dibawa bertahap dalam enam kali pengiriman menggunakan pesawat C-130 milik TNI AU.
Sebanyak 120 pengungsi Rohingya di Distrik Coxs Bazar, Bangladesh, telah menerima bantuan beras itu. Pemerintah Daerah Coxs Bazar membagikan beras itu baik dalam bentuk beras mentah maupun nasi yang sudah matang kepada para pengungsi.
Sementara itu, relawan Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) juga telah tiba di Dhaka untuk menyalurkan bantuan kepada pengungsi dari Rakhine State di Bangladesh.
Additional Deputy Commisioner Cox’s Bazar, Mahidur Rahman, menjelaskan fokus penyaluran bantuan pada Senin, 18 September 2017 hanya berupa beras yang dipusatkan di Kamp Kutupalong. Adapun distribusi utamanya dilakukan di kamp-kamp sementara di Kutupalong 1 dan Kutapalong 2 serta Balukhali
Bantuan kemanusiaan tersebut berupa 30 ton beras, 14 ribu helai selimut, 17.400 helai sarung, 2.490 paket makanan siap saji, 20 unit tenda besar, 10 tanki air darurat fleksibel, 600 paket family kit, 900 paket pakaian, dan gula pasir 1 ton.
Sementara itu, bantuan seberat 20 ton pada pengiriman ke-7 dan ke-8 mengangkut 250 paket family kit, 10 set generator listrik, 325 boks minyak goreng, dan 2 ribu boks biskuit.
Barang bantuan itu akan disimpan sementara di gudang Bandara Hazrat Shah Amanat, Kota Chittagong, untuk pemeriksaan bea cukai sebelum dipindahkan ke gudang Pemerintah Distrik Coxs Bazar.
Bantuan tersebut merupakan bentuk konsistensi perhatian Indonesia pada krisis kemanusiaan yang dilakukan secara inklusif seperti yang selama ini telah diberikan kepada etnis Rohingya. Meski banyak pihak yang mengatakan bahwa bantuan tersebut hanya pencitraan, namun kini bantuan tersebut telah dinikmati oleh para pengungsi disana.
Sementara sebagaian kelompok hanya sibuk memikirkan bagaimana menyerang pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan menekan melakukan tindakan atas kekejaman militer Myanmar. Masalah itupun sudah diatasi pemerintah dengan mengirim Menlu Retno diawal krisis dan ditengah hujan kritikan terhadap pemerintah.
Namun, Jokowi tidak bergeming sedikit pun dan hanya sibuk melakukan yang terbaik untuk para pengungsi Rohingya, dengan melakukan diplomasi menghentikan kekerasan dan juga mengirimkan bantuan yang diperlukan.
Sebab, peristiwa kemanusianaan ini tidak dapat diselesaikan dengan hanya berteriak dan turun ke jalan yang hanya menguras energi tanpa ada hasil nyata. Karena para pengungsi Rohingya di Bangladesh tidak membutuhkan orasi yang disuarakan oleh para politikus yang hanya mementingkan kepentingan golongan untuk meraih simpati di musim Pilkada dan Pilres.
Kini bisa dikatakan bantuan Indonesia itu cukup melimpah dan sudah dinikmati para pengungsi. Dan itu bukan kerja pemerintah dan Jokowi saja, namun semua itu berkat warga negara Indonesia yang peduli akan tragedi disana.
Apakah persoalan itu akan selesai dengan unjuk rasa dan pengerahan massa ke jalan? Tentu tidak! Ini harus dilakukan dalam bentuk nyata dan konsisten. (rk)
0 Response to "Bantuan Indonesia Sudah Dinikmati 120 Pengungsi Rohingya"
Posting Komentar