Ketua UKP-PIP, Yudi Latif
RadarRakyat.Info-Menjaga pemahaman nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat diperlukan komitmen bersama setiap elemen masyarakat. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari masyarakat.
Walaupun saat ini telah hadir Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang fokus memacu percepatan dan pembenahan defisit pemahaman Pancasila. Akan tetapi UKP-PIP harus dapat berdiri sebagai fasilitator bukan sebagai penentu kewenangan.
Hal itu ditujukan agar peran dan fungsi UKP-PIP dalam upaya merawat Pancasila dapat berbeda dengan masa Orde Baru yang kewenangannya berada penuh di tangan pemerintah.
Dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila merupakan titik temu sebagai pijakan mencapai tujuan. Jika Indonesia tidak memiliki alat pemersatu, maka masa depan bangsa Indonesia akan menjadi kabur dan tidak jelas arah tujuannya.
Oleh kaeran itu, Ketua UKP-PIP, Yudi Latif menilai bahwa sebagai bangsa yang multikultural, bangsa yang majemuk, Indonesia membutuhkan alat pemersatu.
“Maka tanpa Pancasila Indonesia itu mengalami disorientasi habis-habisan. Titik tuju kita berdasarkan semangat Pancasila. Kemana bangsa ini diarahkan,” tegasnya saat menemui 50 pemuda dari seluruh daerah di Indonesia yang merupakan peserta Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) Angkatan VI.
Yudi mengingatkan, mengajarkan bagaimana cara menghayati, memahami dan mengamalkan Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, lanjut Yudi mengatakan, sebelum Indonesia merdeka, semua mozaik, warna kulit, beragam ras, etnis, sudah hadir di Indonesia.
“Indonesia dengan perbedaan agama, ras, manusia, budaya, suku, sampai kapanpun tidak akan bisa diselesaikan persoalannya dengan disamakan penyebutnya. Maka kemudian seluruh keragaman ini adalah milik Indonesia. Nilai-nilai yang menyatukan seluruh keragaman itu namanya Pancasila,” urainya.
Dengan cara itu, UKP-PIP berupaya merangkul semua simpul masyarakat termasuk para pemuda yang terlibat dalam komunitas untuk bersama-sama merawat Pancasila.
Seraya memberi saran, Yudi memberikan nasehat bahwa pemuda Indonesia harus memahami betul visi dan misi negara Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 yakni menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Agar masyarakat bersama-sama menjaga eksistensi Pancasila agar faham dan ideologi menyimpang tidak memecah belah NKRI.
Tentunya dengan itu semua diharapkan dapat menjadi momentum bersama guna menggapai indikator keberhasilan merawat Pancasila dikemudian hari. Sehingga dapat menjadi suplemen bagi penghayatan Pancasila sekaligus ruh dalam segala jenis tindakan sebagai negara persatuan dalam Bhinneka Tunggal Ika.(Bdk)
Walaupun saat ini telah hadir Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang fokus memacu percepatan dan pembenahan defisit pemahaman Pancasila. Akan tetapi UKP-PIP harus dapat berdiri sebagai fasilitator bukan sebagai penentu kewenangan.
Hal itu ditujukan agar peran dan fungsi UKP-PIP dalam upaya merawat Pancasila dapat berbeda dengan masa Orde Baru yang kewenangannya berada penuh di tangan pemerintah.
Dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila merupakan titik temu sebagai pijakan mencapai tujuan. Jika Indonesia tidak memiliki alat pemersatu, maka masa depan bangsa Indonesia akan menjadi kabur dan tidak jelas arah tujuannya.
Oleh kaeran itu, Ketua UKP-PIP, Yudi Latif menilai bahwa sebagai bangsa yang multikultural, bangsa yang majemuk, Indonesia membutuhkan alat pemersatu.
“Maka tanpa Pancasila Indonesia itu mengalami disorientasi habis-habisan. Titik tuju kita berdasarkan semangat Pancasila. Kemana bangsa ini diarahkan,” tegasnya saat menemui 50 pemuda dari seluruh daerah di Indonesia yang merupakan peserta Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) Angkatan VI.
Yudi mengingatkan, mengajarkan bagaimana cara menghayati, memahami dan mengamalkan Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, lanjut Yudi mengatakan, sebelum Indonesia merdeka, semua mozaik, warna kulit, beragam ras, etnis, sudah hadir di Indonesia.
“Indonesia dengan perbedaan agama, ras, manusia, budaya, suku, sampai kapanpun tidak akan bisa diselesaikan persoalannya dengan disamakan penyebutnya. Maka kemudian seluruh keragaman ini adalah milik Indonesia. Nilai-nilai yang menyatukan seluruh keragaman itu namanya Pancasila,” urainya.
Dengan cara itu, UKP-PIP berupaya merangkul semua simpul masyarakat termasuk para pemuda yang terlibat dalam komunitas untuk bersama-sama merawat Pancasila.
Seraya memberi saran, Yudi memberikan nasehat bahwa pemuda Indonesia harus memahami betul visi dan misi negara Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 yakni menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Agar masyarakat bersama-sama menjaga eksistensi Pancasila agar faham dan ideologi menyimpang tidak memecah belah NKRI.
Tentunya dengan itu semua diharapkan dapat menjadi momentum bersama guna menggapai indikator keberhasilan merawat Pancasila dikemudian hari. Sehingga dapat menjadi suplemen bagi penghayatan Pancasila sekaligus ruh dalam segala jenis tindakan sebagai negara persatuan dalam Bhinneka Tunggal Ika.(Bdk)
0 Response to "Yudi Latif Mengingatkan, Tanpa Pancasila Indonesia Akan Disorientasi"
Posting Komentar