Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara Bermotif Sakit Hati | RADAR RAKYAT -->

Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara Bermotif Sakit Hati


Pelaku kesal karena ponsel miliknya disita pamong sekolah saat dipinjam korban. Korban juga pernah memergoki pelaku saat mengutil uang teman satu barak. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
RadarRakyat.Info- Kepala SMA Taruna Nusantara Puguh Santosa mengatakan AMR (16) akan dikeluarkan dari sekolah. Keputusan itu menyusul penetapan tersangka AMR terkait dengan pembunuhan siswa kelas X SMA Taruna Nusantara, Kresna Wahyu Nurachmad (15).

"Jelas. Pastinya kita keluarkan," kata Puguh saat jumpa pers di Mapolres Magelang, Sabtu (1/4/2017).

Dia mengatakan ada beberapa hal yang membuat seorang siswa dikeluarkan. Aturan tersebut juga sudah diketahui oleh semua orang tua dan siswa saat masuk SMA Taruna Nusantara.

"Bertindak kekerasan, memukul keluar, menyontek keluar, asusila keluar, dan memakai narkoba juga keluar," tutur dia.

Puguh mengaku peristiwa itu membuat duka mendalam dan keprihatinan bagi semua pihak. Setelah ada kejadian tersebut, Puguh mengatakan akan ada evaluasi.

"Anak bangsa dari 35 provinsi itu ada di SMA TN. Ini terjadi di luar logika," kata Puguh.

"Ini jadi kajian kami," ucapnya.

Sebelumnya polisi menyebut motif pembunuhan itu lantaran AMR sakit hati pernah tepergok Kresna sedang mencuri uang. Kresna lalu melaporkan AMR.

AMR, yang merasa sakit hati, pun merencanakan niat jahatnya itu. Dia kemudian membeli pisau di swalayan dengan alasan akan digunakan untuk prakarya. Pada Jumat (31/3) dini hari, AMR pun melancarkan aksinya.

Atas perbuatannya, AMR dijerat dengan Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak juncto Pasal 340 KUHP. Penetapan tersangka itu dilakukan setelah polisi melakukan gelar perkara. Polisi sebelumnya memeriksa 16 saksi, yang terdiri dari 13 siswa, 2 pamong, dan 1 kasir.

Kresna ditemukan tewas di barak G17 pada Jumat (31/3) pagi. Dia ditemukan tewas sekitar pukul 04.00 WIB saat akan dibangunkan untuk menjalankan salat subuh. 

Condro mengatakan, AMR mulanya berkelit dari sejumlah alibi yang menjuruskan dirinya pada dugaan pembunuhan. Namun AMR kemudian tak bisa berkelit dari sejumlah bukti dan kesaksian yang telah dikantongi kepolisian.

"Dengan mendasari olah tempat kejadian perkara, alibi, dan keterangan saksi-saksi, serta temuan barang bukti, AMR mengakui bahwa dirinya yang telah melakukan pembunuhan," kata Condro.

Krisna sebelumnya ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka senjata tajam di leher. Dia meregang nyawa di barak Kompleks SMA Taruna Nusantara di Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, kemarin.

Keberadaan korban diketahui kali pertama oleh pamong/pengasuh sekolah, Riyanto dan Kodiat saat hendak membangunkan siswa untuk salat Subuh, di barak G-17.

Berdasarkan olah TKP sebelumnya, kata Condro, polisi berhasil mengamankan sebilah pisau yang digunakan AMR untuk menusuk leher korban.

Pisau itu ditemukan di dalam kamar mandi barak G17. Hasil penelusuran, pisau itu dibeli AMR dari swalayan tak jauh dari kompleks sekolah.

Selain itu, polisi juga mengamankan baju seragam berlumuran darah milik korban. Lumuran darah itu kemudian diamankan untuk diuji DNA lebih lanjut.

"Atas perbuatannya, anak pelaku kami tahan di Polres Magelang. Karena usianya di bawah umur, ruang tahanan dipisah dengan yang dewasa," kata Condro. (cnn)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara Bermotif Sakit Hati"

Posting Komentar