RadarRakyat.Info- Internasional Dr Zakir Naik menyampaikan ceramanya di hadapan ribuan orang di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Minggu (2/4/2017).
Cerama yang berlangsung satu setengah jam itu, diakhiri dengan sesi tanya jawab. Beberapa hadirin dipersilahkan untuk bertanya, namun pendiri presiden Islamic Research Foundation (IRF) itu lebih mengutamakan non-muslim.
Salah satu peserta yang ikut mengajukan pertanyaan bernama Sofy. Ia mengaku datang dari Jakarta hanya untuk mengajukan pertanyaan soal QS Almaidah ayat 51 yang selama ini menjadi polemik di Pilkada DKI Jakarta.
“Nama Saya Sofi dari Jakarta, saya hadir di sini Spesial untuk Anda (Dr Zakir Naik). Berdasarkan Pilkada di Indonesia, apa yang terjadi di sini adalah, Apakah dakwah atau pengrusakan saat ada yang megumpulkan massa dan mengarahkan mereka untuk TIDAK memilih pemimpin kafir, meskipun orang tersebut sudah terbukti bekerja dengan sangat bagus membangun Negara dan Kota.” Kata Sofy di hadapan Zakir Naik.
Pendkawah asal India itu kembali menanyakan Sofy untuk lebih memperjelas hal-hal kebaikan apa saja yang telah dibuat oleh orang yang dimaksud.
Sofy pun dengan rinci menyebutkan satu demi satu. Ia sebutkan yang dimaksud tidak hanya membangun Infrastruktur, namun juga Masjid bagi Ummat islam.
Zakir Naik dengan santai menjawab, yang bersangkutan membangun Masjid namun tidak Salat, maka disebut MUNAFIK!
“Dia membangun tempat Ibadah untuk Muslim namun dia tidak salat, ini berarti dia seorang munafik, coba bayangkan saya membangun masjid tapi saya sendiri tidak salat, ini bentuk kemunafikan yang luar biasa,” kata Zakir Naik.
Zakir Naik melanjutkan, Allah Ta’ala nyatakan dalam Alquraan bahwa kesuksesan itu bukan dari membangun infrastruktur, membangun gedung, jalan, bukan itu yang dinamakan sukses. kesuksesan yang sebenarnya adalah Iman, adalah keyakinan.
“Apakah orang tersebut yang anda bicarakan mempunyai Iman?” tanya Zakir Naik kepada Sofy.
“Dia memiliki iman terhadap Agamanya sendiri,” Jawab Sofy.
“Iman artinya percaya kepada Allah, yakin kepada Alquraan,” jawab Zakir Naik dengan tegas
Zakir Naik kembali bertanya kepada Sofy, “pakah orang yang dimaksud itu memiliki keimanan terhadap Alquraan? apa yang lebih baik bagi anda? orang yang memberikan anda uang atau orang yang memberikan anda Iman,” tanya Zakir.
Zakir Naik memberikan contoh dengan Istri dari Firaun, yang merupakan orang terkaya di dunia pada zaman itu, namun Istri Firaun memohon untuk menukar semua hartanya dengan Iman, untuk memperoleh Syurga.
Zakir Naik pun masuk lebih rinci lagi soal kandungan Surat Almaidah (51), yang didalamnya terdapat kata Aulia.
Menurutnya, Di Al-Quran (Al-Maidah 51) disebutkan kata Aulia, yang pada konteksnya tidak selalu pemimpin, namun kata Pemimpin termasuk dalam terjemahan kata Aulia dan pada konteks yang dimaksud ayat tersebut Aulia juga bisa diartikan sebagai pemimpin.” cetus Dr Zakir Naik.
“Dan janganlah sekali-kali kamu (umat muslim) menjadikan mereka (non-Muslim) sebagai Aulia. Dan jika kamu melakukannya maka kamu termasuk dalam golongan mereka” Ujar Dr Zakir Naik mengutip terjemahan bebas dari Surat Al Maidah 51.
Dan saat kita menterjemahkan Al-Quran, tafsir terbaik adalah dengan merujuk pada Al-Quran itu sendiri, kemudian baru merujuk pada tafsir dari hadist shahih.
Dalam ayat lain Allah memerintahkan Umat Islam agar selalu berbuat baik pada Non-Muslim (Kafir), Tapi Allah mengecualikan satu hal, Kalian Umat Islam yang beriman Jangan memilih Non-Muslim (Kafir) sebagai Aulia, teman sejati, penolong, pemimpin.
Jika ada dua pilihan pemimpin, yang satu kafir dan yang satu muslim, kemudian kita sebagai muslim memilih pemimpin kafir, maka pertolongan Allah tidak akan datang.” Jelasnya Dr Zakir Naik panjang lebar.
Sebelumnya, hal yang sama sudah dikatakan Zakir Naik saat mengunjungi Majelis Ulama Indonesia bebrapa hari lalu.
Ia dengan tegas melarang Muslim memilih non-Muslim sebagai pemimpin sebagaimana terdapat dalam Almaidah 51.
“Alquran bilang Allah melarang berbuat tidak adil kepada non-Muslim. Tapi untuk pelindung ‘auliya’, apabila ada pilihan orang Islam soal kepemimpinan, maka Muslim jauh lebih baik daripada non-Muslim,” katanya.(Fajar)
Cerama yang berlangsung satu setengah jam itu, diakhiri dengan sesi tanya jawab. Beberapa hadirin dipersilahkan untuk bertanya, namun pendiri presiden Islamic Research Foundation (IRF) itu lebih mengutamakan non-muslim.
Salah satu peserta yang ikut mengajukan pertanyaan bernama Sofy. Ia mengaku datang dari Jakarta hanya untuk mengajukan pertanyaan soal QS Almaidah ayat 51 yang selama ini menjadi polemik di Pilkada DKI Jakarta.
“Nama Saya Sofi dari Jakarta, saya hadir di sini Spesial untuk Anda (Dr Zakir Naik). Berdasarkan Pilkada di Indonesia, apa yang terjadi di sini adalah, Apakah dakwah atau pengrusakan saat ada yang megumpulkan massa dan mengarahkan mereka untuk TIDAK memilih pemimpin kafir, meskipun orang tersebut sudah terbukti bekerja dengan sangat bagus membangun Negara dan Kota.” Kata Sofy di hadapan Zakir Naik.
Pendkawah asal India itu kembali menanyakan Sofy untuk lebih memperjelas hal-hal kebaikan apa saja yang telah dibuat oleh orang yang dimaksud.
Sofy pun dengan rinci menyebutkan satu demi satu. Ia sebutkan yang dimaksud tidak hanya membangun Infrastruktur, namun juga Masjid bagi Ummat islam.
Zakir Naik dengan santai menjawab, yang bersangkutan membangun Masjid namun tidak Salat, maka disebut MUNAFIK!
“Dia membangun tempat Ibadah untuk Muslim namun dia tidak salat, ini berarti dia seorang munafik, coba bayangkan saya membangun masjid tapi saya sendiri tidak salat, ini bentuk kemunafikan yang luar biasa,” kata Zakir Naik.
Zakir Naik melanjutkan, Allah Ta’ala nyatakan dalam Alquraan bahwa kesuksesan itu bukan dari membangun infrastruktur, membangun gedung, jalan, bukan itu yang dinamakan sukses. kesuksesan yang sebenarnya adalah Iman, adalah keyakinan.
“Apakah orang tersebut yang anda bicarakan mempunyai Iman?” tanya Zakir Naik kepada Sofy.
“Dia memiliki iman terhadap Agamanya sendiri,” Jawab Sofy.
“Iman artinya percaya kepada Allah, yakin kepada Alquraan,” jawab Zakir Naik dengan tegas
Zakir Naik kembali bertanya kepada Sofy, “pakah orang yang dimaksud itu memiliki keimanan terhadap Alquraan? apa yang lebih baik bagi anda? orang yang memberikan anda uang atau orang yang memberikan anda Iman,” tanya Zakir.
Zakir Naik memberikan contoh dengan Istri dari Firaun, yang merupakan orang terkaya di dunia pada zaman itu, namun Istri Firaun memohon untuk menukar semua hartanya dengan Iman, untuk memperoleh Syurga.
Zakir Naik pun masuk lebih rinci lagi soal kandungan Surat Almaidah (51), yang didalamnya terdapat kata Aulia.
Menurutnya, Di Al-Quran (Al-Maidah 51) disebutkan kata Aulia, yang pada konteksnya tidak selalu pemimpin, namun kata Pemimpin termasuk dalam terjemahan kata Aulia dan pada konteks yang dimaksud ayat tersebut Aulia juga bisa diartikan sebagai pemimpin.” cetus Dr Zakir Naik.
“Dan janganlah sekali-kali kamu (umat muslim) menjadikan mereka (non-Muslim) sebagai Aulia. Dan jika kamu melakukannya maka kamu termasuk dalam golongan mereka” Ujar Dr Zakir Naik mengutip terjemahan bebas dari Surat Al Maidah 51.
Dan saat kita menterjemahkan Al-Quran, tafsir terbaik adalah dengan merujuk pada Al-Quran itu sendiri, kemudian baru merujuk pada tafsir dari hadist shahih.
Dalam ayat lain Allah memerintahkan Umat Islam agar selalu berbuat baik pada Non-Muslim (Kafir), Tapi Allah mengecualikan satu hal, Kalian Umat Islam yang beriman Jangan memilih Non-Muslim (Kafir) sebagai Aulia, teman sejati, penolong, pemimpin.
Jika ada dua pilihan pemimpin, yang satu kafir dan yang satu muslim, kemudian kita sebagai muslim memilih pemimpin kafir, maka pertolongan Allah tidak akan datang.” Jelasnya Dr Zakir Naik panjang lebar.
Sebelumnya, hal yang sama sudah dikatakan Zakir Naik saat mengunjungi Majelis Ulama Indonesia bebrapa hari lalu.
Ia dengan tegas melarang Muslim memilih non-Muslim sebagai pemimpin sebagaimana terdapat dalam Almaidah 51.
“Alquran bilang Allah melarang berbuat tidak adil kepada non-Muslim. Tapi untuk pelindung ‘auliya’, apabila ada pilihan orang Islam soal kepemimpinan, maka Muslim jauh lebih baik daripada non-Muslim,” katanya.(Fajar)
0 Response to "Ditanya soal Pemimpin Non-Muslim yang Bangun Masjid, Dr Zakir Naik Sebut Itu Munafik!"
Posting Komentar