RadarRakyat.Info-
Kelirumolog
Jaya Suprana mengaku pernah krisis kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Adil.
Ia merasa sudah berdoa mati-matian agar ditunda penggusuran di wilayah Bukit
Duri, Jakarta Selatan, namun sia-sia.
Tepatnya,
pada September 2016, warga Bukit Duri dirampas hak tinggalnya bersamaan
perjuangan mereka berjalan di pengadilan negeri dan tata usaha.
"Jadi
saya krisis pada Tuhan Yang Maha Adil, bukan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang
Maha Adil diam saat Ahok melakukan pelanggaran hukum yang sempurna," ucap
Jaya saat urun rembug kelirumologi bertema "Sungai Yang Normal" di
Jaya Suprana Of Performing Arts di MOI, Jakarta Utara.
Tapi
keyakinan itu hilang saat pakar hidrologi dan sejarah mendatanginya. Sang
hidrolog menegaskan, kesalahan di Bukit Duri ada pada manusianya. Sementara
dari sejarawan, ia dijelaskan bahwa pada dasarnya sungai Ciliwung yang mengalir
di Bukit Duri itu memiliki arti sangat dalam. Ciliwung, dalam sejarah Sunda,
berasal dari kata Cihaliwung yang artinya harmoni.
"Jadi
saya sadar di Ciliwung sedang ada perusakan harmoni," kata Jaya.
Jaya pun
mengumpamakan pola merusak harmoni yang dilakukan Pemprov Jakarta seperti
ketika Jerman mendirikan akademi musik dengan aturan bakunya yang otoriter.
Padahal di generasi Mozart atau Beethoven harmoni dalam bermusik tidak diatur.
"Jadi
sama dengan Ciliwung, harmonis yang ada di sana dirusak oleh hegemoni dan sikap
otoriter Pemprov Jakarta. Bukan diserahkan sama warga yang sudah berharmoni
dengan Ciliwung selama puluhan tahun. Sebelum mengenal konsep normalisasi Ahok
yang tidak jelas itu, mereka sudah hidup harmoni," kata Jaya yang juga
ketua Rekor MURI.
Jaya
berharap kelak ada orang yang bisa mendobrak pihak yang merusak harmoni itu,
seperti halnya Ismail Marzuki mau mendobrak apa yang sudah dihegemoni oleh
akademi musik di Jerman.
"Ismail
berani melawan harmoni yang ditetapkan oleh akademi musik dunia. Tapi
nada-nadanya justru semakin indah dan abadi di telinga bangsa Indonesia,"
kata Jaya.
0 Response to "Jaya Suprana: Harmoni Ciliwung Dirusak Hegemoni Dan Sikap Otoriter Ahok"
Posting Komentar