RadarRakyat.Info-Malam ini, di rumah nenek Hindun di Jalan Karet Raya II, Setiabudi, Jakarta Selatan akan dilangsungkan tahlilan 7 hari meninggalnya almarhumah.
Sejak siang,
rumah bercat biru itu banyak didatangi kerabat dan tetangga. Putri bungsu
Hindun, Sunengsih alias Neneng (47) terlihat sibuk mempersiapkan segala
keperluan tapi dia menyempatkan menerima kedatangan jurnalis dari portal
Rimanews.
Neneng
mengatakan, saat meninggal tujuh hari lalu, almarhumah bukan ditolak untuk
disalatkan di musala Al Mu’Minun yang berada satu RT dengan rumahnya. Tapi oleh
Muhammad Syafii, ustaz di wilayah tersebut sekaligus seorang kader PKS, jenazah
Hindun disarankan disalatkan di rumahnya.
“Ibu
meninggal pukul 13.30 WIB. Saya bilang, Pak Ustaz bisa enggak ibu saya
disalatkan di musala? Terus Pak Ustaz bilang, ‘Enggak usah Neng, percuma enggak
ada orang.’ Itu saja. Terus saya bilang, ‘Oh ya sudah’,” kata Neneng.
Jenazah
Hindun kemudian dimandikan sesuai ajaran agama Islam, dikafani, lalu disalatkan
di rumah.
“Tetap dia
(Ustaz Syafii) yang mensalatkan dan mengantarkan ke pemakaman. Kalau berita
sekarang kan, dibilangnya saya tidak urusi ibu saya. Ibu saya tidak disalati.
Tidak dimandikan,” beber Neneng.
Kematian
Hindun tujuh hari lalu telah memicu kontroversi dan menjadi isu politik,
menyusul pemberitaan yang menyebutkan jenazahnya ditolak disalatkan karena
semasa hidup, Hindun pendukung calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok.
“Itu berita
yang sekarang tidak benar. Saya tetap menghormati dia (Ustaz Syafii, Red). Saya
terima ibu saya disalatkan di rumah. Saya tidak pernah bilang enggak
disalatkan,” kata Neneng.
Pengurus
musala Al Mu’Minun yang juga mantan ketua RW 005, Agus menegaskan tidak pernah
menolak untuk mensalatkan Nenek Hindun.
“Enggak ada
orang di sini jam 5, pada kerja semua. Magrib baru banyak. Saat itu, orang
kuburan sudah nelepon, kasih kabar sudah mau hujan. Di sini ada orang tapi
banyak belum akil balig. Perempuan banyak di sini jam segitu karena memang
tidak kerja,” katanya.
Agus mengaku
turun langsung mempersiapkan pemakaman Hindun: mengangkut alat mandi jenazah,
menggergaji papan untuk nisan dan membeli kain kafan.
Saat itu
berita meninggalnya Hindun diumumkan di musalah Al Mu’Minun, Al Jihad, dan
Nurul Tauhid pukul 02.00 WIB. Lalu pukul 02.10 WIB, Agus dihubungi Ustaz Syafii
untuk membantu proses pengurusan jenazah.
“Jam 02.30
saya berangkat beli papan atas konfirmasi Ketua RT, Pak Abdul Rachman, sama
beli alat untuk memandikan jenazah,” ungkap Agus
Pukul 03.10
WIB, alat memandikan jenazah sudah lengkap. Tiga orang, yaitu Ibu
Sulistyaningsih, Ibu Ani dan Neneng bersiap segera untuk memandikan jenazah.
“Jam 04.30
jenazah siap untuk disalatkan yang diimami langsung oleh Ustaz Syafii dan
Ustadz Samiin Aziz sebagai makmum. Total 3 saf waktu itu. Jam 5 lewat berangkat
ke TPU Menteng Pulo,” kata Agus.
Iring-iringan
pengantar jenazah sampai di TPU pukul 05.20 WIB. Mereka disambut gerimis.
“Yang
membacakan doa dan talqin Ustaz Syafii dalam keadaan gerimis. Jam 6 proses penguburan
selesai dan langsung pulang,” kata Agus.
0 Response to "Ahoker Mingkem! Gelar Tahlil, Putri Alm. Nenek Hindun Bela Kader PKS: Media Bohong!"
Posting Komentar