RadarRakyat.Info-Apa yang sesungguhnya terjadi dalam sidang kedelapan kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Selasa (31/1) lalu di Jakarta? Mengapa KH Ma’ruf Amin dicecar pertanyaan menyudutkan dan melecehkan?
Nanik
Sudaryati menuliskan jawabannya dalam akun facebooknya. Wanita yang beberapa
kali bertemu Habieb Rizieq Syihab ini mencium ada skenario jahat “pembantaian”
saksi. Berikut isi tulisannya yang sengaja ditampilkan utuh tanpa ada diedit
agar pembaca dapat menangkap maksud penulisnya.
PERHATIKAN ,
empat minggu terakhir upaya untuk mengalihkan perhatian sidang kasus sebetulnya
sudah dimulai . ENERGI UMAT DIPECAH AGAR TDK TUMPAH RUAH DI SIDANG YG TERNYATA
JADI AJANG “PEMBANTAIAN” PARA SAKSI.
Coba
perhatian mulai sidang ke-5 , TV tidak boleh live ,bahkan menyiarkan rekaman
pun tidak boleh. Semua peserta sidang dilarang membawa camera , HP dan alat
-alat perekam lainnya.
Sementara
pihak sebelah dengan mudahnya masuk hanya dengan modal “hijab-hijaban”,
sedangkan umat pembela agama pakai hijab beneran saja tidak gampang masuk,
akibatnya suporter pihak sebelah lebih banyak dari umat pembela agama.
Dua hari
setelah sidang ke-5, Habib dipanggil Polda Jabar untuk pemeriksaan kasus
pelecehan Pancasila yg dilaporkan Sukmawati, dan kala itu berakhir penyerangan
preman ke FPI.
Pada sidang
ke -6 yg jatuh pada hari Selasa, hari Seninnya (sehari sebelum sidang), Habib
dipanggil Polda, otomatis karena umat sudah kelelahan karena sehari sebelumnya
datangi Polda mengawal HRS, maka pada sidang ke-6 mujahid sudah berkurang yg
datang.
Lalu pada
sidang ke-7 (Selasa), lagi-lagi tadinya hari Senin HRS mau dipanggil , namun
batal , tetapi pada hari Selasa (bersamaan sidang penistaan ke-7), UBN dan
Munarman di periksa Polda, namun setelah sebagian mujahid terpecah ke sidang
penistaan agama dan ke Polda, ternyata pemeriksaan Munarman dan UBN batal.
Kemudian
pada Sidang ke -8 Selasa kemarin, mujahid tidak semuanya datang, karena pada
hari Rabu (tanggal 1/2) Habib, UBN dan Munarman diperiksa Polda berkait dengan
kasus Makar.
Lalu pada
sidang ke -9 pada Selasa ( 7/2) Minggu depan yg diprediksi bakal memanas,karena
berkait dengan akumulasi kekecewaan umat baik karena penetapan HRS sebagai
tersangka atau pelecehan terhadap Ketua MUI pada sidang ke -8 lalu, …eh Polda
Jabar memanggil HRS juga tanggal 7. Ini sepertinya dilakukan supaya massa
terpecah di Jakarta (Ragunan), dan di Polda Jabar.
Kepada semua
umat, tidak hanya anggota FPI, yg Jabar dan sekitarnya kawal HRS di Polda
Jabar, yg Jakarta dan yg luar Jakarta kawal sidang.
Ini ujian
kita semua umat Indonesia yg diperlakukan sangat -sangat tidak adil. Agama
Islam dikorbankan hanya untuk satu nama demi kejayaan para bandar dan cukong.
Tanggal 7
menjadi tanggal terpanas di Jabar dan Jakarta . HRS harus dikawal, namun sidang
penistaan juga harus dikawal, sehingga “pembantain” saksi tidak terjadi lagi .
Ayo warga NU, Muhamdiyah, dan semuanya hadiri sidang. 9VN0
0 Response to "Ada Skenario Jahat “Pembantaian” Karakter Saksi dalam Sidang Ahok"
Posting Komentar