Suararakyat - Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja negara perubahan (APBN-P) tahun 2017 menetapkan defisit anggaran sebesar 2,92 persen dari PDB. Angka itu nyaris mencapai batas paling tinggi defisit anggaran terhadap PDB yang ditentukan dalam UU yaitu sebesar 3 persen.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mempertanyakan sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) yang mengatakan bahwa ekonomi bangsa ini masih dalam keadaan stabil meskipun realisasi defisit anggaran mencapai 2,62 persen dikritisi.
Lebih lanjut Ketua Umum Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini menjelaskan bahwa di perusahaan-perusahaan, defisit anggaran sebenarnya masuk dalam chapter eleven alias ancaman bangkrut. Untuk itu, dia menduga bahwa keuangan negara dibawah pemerintahan Presiden RI Joko Widodo sudah diambang kolaps.
"Keuangan negara yang saat ini di kelola Joko Widodo itu sudah mendekati kebangkrutan. Apalagi hutang makin numpuk dan tidak kelihatan hasil dari hutang yang diera Joko Widodo dinikmati oleh rakyat. Yang ada rakyat makin sulit dalam memenuhi kebutuhan untuk ekonomi keluarganya khususnya masyarkat kelas bawah dan menengah," kata Arief kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/12).
Menghadapi ekonomi bangsa yang kian memprihatinkan tersebut, Arief malah merasa makin pesimis adanya perubahan yang siginifikan semasa pemerintah Jokowi berkuasa. Anak buah Prabowo Subianto itu juga mengatakan akan percuma jika nanti Jokowi mencopot SMI dari kabinet kerja.
"Kalau reshuffle, urusan Joko Widodo. Mau diganti sama Yanet Yellen Kepala The FED juga gak akan mampu (memperbaiki ekonomi bangsa) kalau presidennya cuma pakai gaya pedagang mebel dalam mengelola keuangan," demikian Arief.
0 Response to "Gerindra: Jokowi Kelola Uang Negara Pakai Gaya Pedagang Mebel"
Posting Komentar