Suararakyat - Pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur, mesipun tak memiliki dana banyak. Bahkan BUMN yang yang mengelola infrastruktur itu tetap dipaksa untuk mencari dana sendiri.
Cara yang paling cepat adalah dengan mencari utangan. Kali ini, PT Hutama Karya (Persero) selaku pengembang Tol Trans Sumatera mendapat utangan baru dari sindikasi tujuh bank senilai Rp 8 triliun. Ketujuh bank tersebut adalah Bank Mandiri, BNI, BCA, CIMB Niaga, Maybank Indonesia, ICBC Indonesia, serta Bank Permata.
Namun bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tak masalah kredit sindikasi tersebut. Karena justru pembangunan proyek tol itu bakal meningkatkan geliat ekonomi. Ia memperkirakan, kisaran multiplier effect yang bisa dihemat oleh masyarakat dari efisiensi kendaraan sebesar Rp 2,23 triliun per tahun.
“Sehingga jumlah manfaat dari keseluruhan permanen impact-nya tol trans Sumatera itu bisa mencapai Rp 769,5 triliun. Jauh lebih besar dari nilai proyeknya itu sendiri,” klaim Menkeu di Jakarta, Rabu (27/12).
Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar merupakan salah satu dari 24 ruas Jalan Tol Trans-Sumatera yang dikembangkan oleh Hutama Karya melalui penugasan dari pemerintah. Mulai dibangun sejak 2015, proyek ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2019.
Saat ini, seksi 1 Pelabuhan Bakauheni hingga Bakauheni Selatan, serta Seksi 5 dari Lematang ke Kotabaru sudah selesai dan siap beroperasi dalam waktu dekat ini.
Menkeu mengklaim, total angka Rp 769,5 triliun tersebut sudah termasuk dengan keuntungan yang didapat pengembang dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk masyarakat itu sendiri. makanya proyek ini tak boleh ditunda.
“Kalau ditunda tiap bulan atau tahun maka kita akan menunda keuntungan itu. Jadi dampaknya terhadap ekonomi dan sosial besar,” kata dia.
Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), I Gusti Ngurah Putra menambahkan, tujuh sindikasi perbankan ini bersama-sama menggelontorkan dana untuk pembangunan Bakauheni-Terbanggi Besar dengan nilai total Rp 8,067 triliun.
Menurutnya, total nilai investasi pembangunan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar adalah Rp 16,7 triliun. Adapun untuk skema pemenuhannya, melalui cara equity sebesar Rp 8,7 triliun dan utangan Rp 8 triliun.
Dari sisi equity ternyata masih dipenuhi dari sisi sedotan dana APBN yang dalam hal ini melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan penjualan surat utang korporasi. Untuk PMN sendiri tahun 2015/2016 sebesar Rp 2,2 triliun dan penerbitan surat utang dari akhir 2016 hingga 2017 sebesar Rp 6,5 triliun.
0 Response to "BUMN Karya Dapat Utangan Baru, Menkeu Klaim Manfaatnya Sampai Ratusan Triliun"
Posting Komentar