Pelaku Teror ke Jokowi di Cirebon Sudah Setahun Gabung dengan JAD |
RadarRakyat.Info- Konsistensi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam mengungkap jaringan teroris terus membuahkan hasil. Sepanjang catatan dalam memburu para pelaku teror di Indonesia, Polri telah banyak menangkap bahkan menembak mati para tersangka sebelum dan sesudah menjalankan aksinya.
Hal ini dilakukan Polri sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat dan kedaulatan Indonesia atas ancaman kelompok ekstremis yang memecah belah kesatuan bangsa.
Terakhir hasil buruan Polri menyasar di Cirebon. Disana aparat menangkap seorang terduga teroris bernama Imam Mulyana (33). Penyidik Densus 88 Antiteror Bareskrim Polri menyebutkan terduga teroris IM yang ditangkap di Cirebon, Jawa Barat, masuk pada Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan berbaiat kepada ISIS pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan dan fakta yang ada, sudah setahun Imam menjadi anggota JAD. Namun, belum banyak didapati informasi tentang orang-orang yang berada di sekitar Imam dan siapa yang telah merekrut kedalam JAD.
Dari keterangan masyarakat sekitar, diketahui bahwa IM kerap mengikuti pengajian dengan kelompoknya secara tertutup. Meski demikian, Polri belum mengetahui pihak yang menanamkan pemahaman radikal kepada IM.
“Kami dalami dia juga sudah ketemu siapa saja tokoh-tokoh JAD. Informasinya dia setahun terakhir ini berubah,” katanya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/17).
Tersangka Imam, kata Rikwanto sengaja membuat gaduh dalam rangka eksistensinya dengan memanfaatkan kalau ada polisi yang lengah, dia serang kemudian dia mau ambil senjatanya. Hal ini lanjut Rikwanto menguraikan ada kaitannya juga karena Presiden hadir di situ dalam pageant keraton.
Seperti diketahui, Imam Mulyana dibekuk Densus 88 di dekat Bandar Udara Cakrabhuwana pada Senin 18 September 2017kemarin, sekitar pukul 14.30 WIB.
Dari tangan Imam, Densus 88 menemukan senjata tajam jenis sangkur, beberapa tulisan bernuansa ajaran radikalisme, airsoft gun atau senapan angin beserta gasnya, serta sejumlah dokumen terkait ajaran radikal.
Perbuatan menyimpang yang dilakukan tersangka dan para pelaku teror lainnya jelas tidak sejalan dengan ajaran agama dan Pancasila. Sebuah paham yang diterima secara mentah oleh para pelaku bisa dikatakan kebanyakan melalui ajakan di dunia internet, yang kemudian terpengaruh. Oleh sebab itu, eksistensi mereka harus diberantas hingga keakr-akarnya.
Karena itu, pentingnya pemahaman agama yang benar diterapkan bukan didapat dari media sosial yang lebih banyak plintiran sesat yang menuntun pada kerusakan moral, dan berujung pada disintegrasi bangsa. Diharapkan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan lebih bijak dalam menghadapi propaganda yang disebarkan oleh kaum radikalis tersebut.
Meski demikian, aparat keaman harus tetap waspada dalam menjlankan tugasnya dilapangan. Karena selama ini para pelaku teror bersenjata tidak ragu-ragu dalam menyerang polisi. Sinergitas dan kekompakkan aparatur keamanan harus menjadi benteng negeri ini. rk
0 Response to "Pelaku Teror ke Jokowi di Cirebon Sudah Setahun Gabung dengan JAD"
Posting Komentar