Di World Leader Forum, JK Bantah Agama Sebagai Akar Konflik |
RadarRakyat.Info- Konflik seringkali terjadi karena tidak adanya kesamaan persepsi dan kurangnya empati karena setiap individu yang berkelompok senantiasa mempertahankan identitas sosialnya masing-masing.
Identitas sosial itu bisa berupa kategori sosial yang merupakan penggolongan individu menurut negara, ras, kelas sosial, pekerjaan, jenis kelamin, etnis, agama, golongan, dan sebagainya.
Perbedaan yang amat menonjol ditengah masyarkat yakni, perbedaan agama. Kategori ini acapkali menjadi satu perdebatan panjang di tengah masyarakat yang majemuk, seperti di Indonesia. Namun, perbedaan itu tidak menjadi persoalan yang berarti, sebab sejak dulu bangsa ini sudah mengenal yang namanya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Beberapa kelompok menilai bahwa orang yang tidak sepaham dengan kelompok itu dianggap musuh. Jika persoalan ini menjadi besar, maka tidak heran pertikaian dan bentrokan pun terjadi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sebuah pidatonya di Columbia University, New York, Jumat (22/9/17) meyampaikan terkait sebuah konflik. Pada kesempatan itu dihadapan sekitar 300 World Leader Forum, JK menegaskan, bahwa agama bukanlah akar dari penyebab konflik yang terjadi ditengah masyarakat Indonesia.
Berdasarkan pengalamannya untuk mengatasi konflik di Ambon dan Poso, JK mendapati bahwa masalah ketidakpuasan dan ketidakadilan menjadi akar penyebab konflik.
“Dari pengalaman langsung menangani proses rekonsiliasi dan perdamaian, saya pelajari bahwa agama bukan penyebab konflik, tapi ketidakadilan lah akar penyebabnya,” paparnya.
Menurut JK, agama hanya digunakan untuk memperkeruh konflik yang telah ada. Hal itu tentunya merupakan tantangan bagi Indonesia yang memiliki keberagaman.
Selain itu, JK juga menyinggung soal terorisme dan ektrimisme yang selalu diasosiasikan dengan Islam. Islam, kata JK, secara tegas mengecam aksi-aksi teror kepada seluruh orang. Hanya saja, ada pihak-pihak yang disebutnya ‘menjual murah surga’ untuk kekerasan.
“Terkadang kita lupa bahwa korban dari aksi terorisme juga adalah umat muslim, kita juga lupa bahwa para teroris yang mengklaim sedang berjihad adalah sebenarnya orang-orang yang tidak menjalankan ajaran agama Islam secara benar dalam kehidupan kesehariannya, dan juga kita lupa bahwa mereka yang disebut umat Islam dan melakukan aksi teror jumlahnya sangat sedikit dibanding umat Islam yang cinta damai,” katanya.
Masalah perdamaian bukanlah tugas dari agama-agama tertentu saja, bukan Islam, Kristen, Budha, atau Hindu. Meski demikian, jika terjadi konflik, lanjut JK mengatakan harus ada upaya dialog antarnegara dan masyrakat untuk mencegah hal tersebut terjadinya.
Masyarakat Indonesia sejak dahulu sudah kuat diterpa berbagai persoalan di dalam negeri. Indonesia adalah negara yang mengedepankan perdamaian, dan itu terbukti dari keanekaragaman suku, agama, serta budaya. Namun, ada saja pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang sengaja ingin membenturkan dengan memainkan isu-isu agama agar masyarakat ini terpecah belah.
Dengan demikian, dari pengalaman yang sudah-sudah diharapkan bangsa ini bisa lebih mengedepankan satu sikap dialogis setiap kali menemukan sebuah konflik. Sikap saling menghargai satu sama lainnya menjadi modal dalam menciptakan kerukunan agar terhindar dari ajakan-ajakan kelompok yang ingin berkonflik.
Oleh karena itu, dalam menghadapi berbagai tantangan ini, sebagai bagian dari komunitas global, Muslim dan non-Muslim memiliki tanggung jawab yang sama untuk menciptakan perdamaian. rk
0 Response to "JK: Islam Secara Tegas Mengecam Aksi-Aksi Teror"
Posting Komentar