RadarRakyat.Info- Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada, maka dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Realita yang ada dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga atau sejenisnya yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Selaras dengan itu, masalah sosial terjadi oleh karena sistem yang berlaku didalamnya kurang mampu dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk penyesuaian antar komponen dan unsur dalam sistem itu sendiri.
Inilah yang harus dipahami betul agar bentrokan di masyarakat tidak terjadi dan memakan korban jiwa lantaran tidak menemukan hasil kesepakatan melalui pendekatan musyawarah.
Bentrokan antara warga dengan PT Prima Alumga terjadi di Desa Sungai Cambai, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung yang mengakibatkan tiga orang kritis menderita luka tembak, seharusnya tidak perlu terjadi jika kedua belah pihak memahami persoalan dan tidak mengedepankan emosi sesaat.
Emosi pun akan makin bertambah diiringi adanya bentuk provokasi yang mungkin tak bisa dihindari.
Ada banyak kerugian didalamnya akibat bentrokan itu. Tak hanya korban, kerugian lainnya bisa berbentuk finansial. Sangat disayangkan, sejak dulu Indonesia dikenal dengan musyawarah nya untuk mencapai satu mufakat.
Karena tidak menemukan kesepakatan itulah, bentrokan tersebut tak terhindarkan.
Suguntur (48), warga Desa Sungai Cambai mengatakan bentrokan itu terjadi akibat adanya pemasangan portal pada jalur lalu lintas sungai yang dilakukan PT Prima Alumga pada Selasa (1/8) malam.
Ia menceritakan ratusan warga mendatangi pos keamanan perusahaan meminta agar portal di jalur sungai tersebut dicabut. Lantaran tidak menemui kesepakatan antara kedua belah pihak, maka bentrokan pun pecah.
Para korban adalah dua orang dari pihak keamanan PT Prima Alumga, berinisial G dan J, dan satu korban lainnya adalah warga Mesuji. Kapolsek Mesuji Timur Iptu Ataka menjelaskan saat ketegangan itu berlangsung.
Selain terjadi baku tembak, warga juga diduga membakar mess dan kantor PT Prima Alumga. Kapolsek juga minta agar warga menahan diri untuk menjaga suasana tetap kondusif.
Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, sikap toleransi dan saling menghargai harusnya menjadi tameng dalam membentengi setiap persoalan terkait kasus diatas.(BdK)
Realita yang ada dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga atau sejenisnya yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Selaras dengan itu, masalah sosial terjadi oleh karena sistem yang berlaku didalamnya kurang mampu dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk penyesuaian antar komponen dan unsur dalam sistem itu sendiri.
Inilah yang harus dipahami betul agar bentrokan di masyarakat tidak terjadi dan memakan korban jiwa lantaran tidak menemukan hasil kesepakatan melalui pendekatan musyawarah.
Bentrokan antara warga dengan PT Prima Alumga terjadi di Desa Sungai Cambai, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung yang mengakibatkan tiga orang kritis menderita luka tembak, seharusnya tidak perlu terjadi jika kedua belah pihak memahami persoalan dan tidak mengedepankan emosi sesaat.
Emosi pun akan makin bertambah diiringi adanya bentuk provokasi yang mungkin tak bisa dihindari.
Ada banyak kerugian didalamnya akibat bentrokan itu. Tak hanya korban, kerugian lainnya bisa berbentuk finansial. Sangat disayangkan, sejak dulu Indonesia dikenal dengan musyawarah nya untuk mencapai satu mufakat.
Karena tidak menemukan kesepakatan itulah, bentrokan tersebut tak terhindarkan.
Suguntur (48), warga Desa Sungai Cambai mengatakan bentrokan itu terjadi akibat adanya pemasangan portal pada jalur lalu lintas sungai yang dilakukan PT Prima Alumga pada Selasa (1/8) malam.
Ia menceritakan ratusan warga mendatangi pos keamanan perusahaan meminta agar portal di jalur sungai tersebut dicabut. Lantaran tidak menemui kesepakatan antara kedua belah pihak, maka bentrokan pun pecah.
Para korban adalah dua orang dari pihak keamanan PT Prima Alumga, berinisial G dan J, dan satu korban lainnya adalah warga Mesuji. Kapolsek Mesuji Timur Iptu Ataka menjelaskan saat ketegangan itu berlangsung.
Selain terjadi baku tembak, warga juga diduga membakar mess dan kantor PT Prima Alumga. Kapolsek juga minta agar warga menahan diri untuk menjaga suasana tetap kondusif.
Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, sikap toleransi dan saling menghargai harusnya menjadi tameng dalam membentengi setiap persoalan terkait kasus diatas.(BdK)
0 Response to "Bentrokan Antar Warga di Mesuji Lampung, Realitas dan Toleransi"
Posting Komentar