Para korban serangan senjata kimia di kota Khan Sheikhoun, Provinsi
Idlib yang dikuasai para oposisi, pada Selasa (4/4/2017). Serangan itu
menewaskan hampir 90 orang dan melukai ratusan orang lainnya.
RadarRakyat.Info-Hasil uji yang tak terbantahkan menunjukkan, gas sarin atau bahan kimia serupa telah digunakan dalam serangan yang menewaskan 86 orang di kota Khan Sheikhoun, Suriah awal bulan ini.
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menyampaikan hal itu pada Rabu (19/4/2017) sebagaimana dilaporkan BBC pada Kamis (20/4/2017).
Ketua OPCW, Ahmet Uzumcu, menyatakan, sampel-sampel dari tiga korban yang meninggal dalam serangan di Khan Sheikhoun, telah dianalisa di dua laboratorium yang ditunjuk organisasi tersebut.
Laporan awal ketika kejadian pada awal April, menyebutkan, ada 70 orang tewas akibat serangan senjata kimia di Khan Sheikhoun. Sehari kemudian jumlah korban bertambah menjadi 86 orang tewas dan ratusan lainnya terpapar gas beracun.
Baca juga: Senjata Kimia Tewaskan 70 Orang di Idlib, Suriah
Sampel-sampel dari tujuh orang yang dirawat di rumah sakit juga dianalisa di dua laboratorium lain.
"Hasil analisa dari empat laboratorium yang ditunjuk OPCW mengindikasikan paparan gas sarin atau bahan serupa sarin. Rincian lebih lanjut dari analisa laboratorium akan menyusul, tapi hasil yang telah diperoleh tak terbantahkan," kata Uzumcu.
Menurutnya, tim pencari fakta OPCW siap diturunkan ke kota Khan Sheikhoun jika situasi keamanan memungkinkan.
Saat ini tim tersebut akan meneruskan wawancara dengan sejumlah korban seraya mengumpulkan sampel.
Organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR), 20 anak-anak dan 52 orang dewasa tewas dunia dalam serangan yang diduga melibatkan gas beracun di Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, pada 4 April 2017.
Rekaman gambar sesudah peristiwa itu menunjukkan, warga sipil – banyak di antara mereka adalah anak-anak – mengalami sesak nafas dan mengeluarkan busa dari mulut.
Presiden Suriah Bashar al-Assad menepis tudingan bahwa pasukan militer negara itu melancarkan serangan dengan senjata kimia.
Assad mengatakan klaim seperti itu rekayasa belaka. Hal yang sama disampaikan oleh sekutunya Presiden Vladimir Putin dari Rusia, negara yang melakukan serangan udara di Suriah sejak September 2015.
Suriah diwajibkan menyerahkan cadangan senjata kimia sesuai dengan kesepakatan yang disetujui AS dan Rusia pada 2013 menyusul serangan senjata kimia di Damaskus tahun itu.(kompas)
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menyampaikan hal itu pada Rabu (19/4/2017) sebagaimana dilaporkan BBC pada Kamis (20/4/2017).
Ketua OPCW, Ahmet Uzumcu, menyatakan, sampel-sampel dari tiga korban yang meninggal dalam serangan di Khan Sheikhoun, telah dianalisa di dua laboratorium yang ditunjuk organisasi tersebut.
Laporan awal ketika kejadian pada awal April, menyebutkan, ada 70 orang tewas akibat serangan senjata kimia di Khan Sheikhoun. Sehari kemudian jumlah korban bertambah menjadi 86 orang tewas dan ratusan lainnya terpapar gas beracun.
Baca juga: Senjata Kimia Tewaskan 70 Orang di Idlib, Suriah
Sampel-sampel dari tujuh orang yang dirawat di rumah sakit juga dianalisa di dua laboratorium lain.
"Hasil analisa dari empat laboratorium yang ditunjuk OPCW mengindikasikan paparan gas sarin atau bahan serupa sarin. Rincian lebih lanjut dari analisa laboratorium akan menyusul, tapi hasil yang telah diperoleh tak terbantahkan," kata Uzumcu.
Menurutnya, tim pencari fakta OPCW siap diturunkan ke kota Khan Sheikhoun jika situasi keamanan memungkinkan.
Saat ini tim tersebut akan meneruskan wawancara dengan sejumlah korban seraya mengumpulkan sampel.
Organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR), 20 anak-anak dan 52 orang dewasa tewas dunia dalam serangan yang diduga melibatkan gas beracun di Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, pada 4 April 2017.
Rekaman gambar sesudah peristiwa itu menunjukkan, warga sipil – banyak di antara mereka adalah anak-anak – mengalami sesak nafas dan mengeluarkan busa dari mulut.
Presiden Suriah Bashar al-Assad menepis tudingan bahwa pasukan militer negara itu melancarkan serangan dengan senjata kimia.
Assad mengatakan klaim seperti itu rekayasa belaka. Hal yang sama disampaikan oleh sekutunya Presiden Vladimir Putin dari Rusia, negara yang melakukan serangan udara di Suriah sejak September 2015.
Suriah diwajibkan menyerahkan cadangan senjata kimia sesuai dengan kesepakatan yang disetujui AS dan Rusia pada 2013 menyusul serangan senjata kimia di Damaskus tahun itu.(kompas)
0 Response to "Tak Terbantahkan, Serangan Maut di Suriah Memakai Senjata Kimia"
Posting Komentar