Foto: Reuters
RadarRakyat.Info-Korea Utara mengatakan serangan rudal AS terhadap lapangan terbang Suriah pada hari Jumat (7/4) lalu sebagai tindakan agresi tak termaafkan. Menurut Korut serangan itu menunjukkan keputusan mereka untuk mengembangkan senjata nuklir adalah pilihan yang tepat.
"Serangan rudal AS terhadap Suriah adalah tindakan yang jelas dan tak termaafkan sebagai suatu agresi terhadap negara yang berdaulat. Kami sangat mengutuk serangan itu," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang tidak disebutkan namanya sebagaimana dilansir Reuters dari kantor berita resmi Korea Utara KCNA, Sabtu (8/4/2017)
Menurut juru bicara Kemlu Korut tersebut, pilihan negaranya untuk memperkuat militer sebagai cara untuk melawan kekerasan dengan kekerasan adalah cara yang sejuta kali lebih tepat. "Kenyataannya ini membuktikan keputusan kami untuk memperkuat kekuatan militer kami untuk berdiri melawan kekerasan dengan kekerasan adalah pilihan yang satu juta kali lebih tepat," ujarnya.
Korut menganggap Suriah sebagai sekutu utamanya. KCNA menyebut pemimpin Korut Kim Jong Un dan pemimpin Suriah Bashar al-Assad bertukar pesan dari harapan hangat dan janji persahabatan serta kerja sama antara kedua negara.
Al-Assad mengucapkan terima kasih kepada Kim untuk mengakui perjuangan Suriah dalam menghadapi tantangan seperti tindakan jahat dari teroris dunia dan mendorong Suriah untuk berhasil mengatasi krisis.
Pertukaran pesan itu disebut dilakukan sebelum serangan udara AS yang disebut sebagai kebijakan luar negeri terbesar pertama Presiden AS Donald Trump sejak resmi menjabat pada bulan Januari lalu. Serangan itu disebut Trump sebagai reaksi terhadap apa yang dikatakan Washington serangan gas oleh pemerintah Al-Assad yang menewaskan sedikitnya 70 orang.
Pemerintah Suriah telah membantah melakukan serangan gas beracun itu. Pihak militer Suriah juga menyebut serangan itu telah menjadikan AS sebagai 'mitra' kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), juga kelompok pemberontak eks-Nusra Front, serta 'organisasi teroris' lainnya.(detik)
"Serangan rudal AS terhadap Suriah adalah tindakan yang jelas dan tak termaafkan sebagai suatu agresi terhadap negara yang berdaulat. Kami sangat mengutuk serangan itu," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang tidak disebutkan namanya sebagaimana dilansir Reuters dari kantor berita resmi Korea Utara KCNA, Sabtu (8/4/2017)
Menurut juru bicara Kemlu Korut tersebut, pilihan negaranya untuk memperkuat militer sebagai cara untuk melawan kekerasan dengan kekerasan adalah cara yang sejuta kali lebih tepat. "Kenyataannya ini membuktikan keputusan kami untuk memperkuat kekuatan militer kami untuk berdiri melawan kekerasan dengan kekerasan adalah pilihan yang satu juta kali lebih tepat," ujarnya.
Korut menganggap Suriah sebagai sekutu utamanya. KCNA menyebut pemimpin Korut Kim Jong Un dan pemimpin Suriah Bashar al-Assad bertukar pesan dari harapan hangat dan janji persahabatan serta kerja sama antara kedua negara.
Al-Assad mengucapkan terima kasih kepada Kim untuk mengakui perjuangan Suriah dalam menghadapi tantangan seperti tindakan jahat dari teroris dunia dan mendorong Suriah untuk berhasil mengatasi krisis.
Pertukaran pesan itu disebut dilakukan sebelum serangan udara AS yang disebut sebagai kebijakan luar negeri terbesar pertama Presiden AS Donald Trump sejak resmi menjabat pada bulan Januari lalu. Serangan itu disebut Trump sebagai reaksi terhadap apa yang dikatakan Washington serangan gas oleh pemerintah Al-Assad yang menewaskan sedikitnya 70 orang.
Pemerintah Suriah telah membantah melakukan serangan gas beracun itu. Pihak militer Suriah juga menyebut serangan itu telah menjadikan AS sebagai 'mitra' kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), juga kelompok pemberontak eks-Nusra Front, serta 'organisasi teroris' lainnya.(detik)
0 Response to "Korea Utara Sebut Serangan AS ke Suriah Tak Bisa Dimaafkan"
Posting Komentar