Akankah Perang Dunia 3 Dimulai? 60 Rudal AS Hantam Markas Suriah, Rusia Geram | RADAR RAKYAT -->

Akankah Perang Dunia 3 Dimulai? 60 Rudal AS Hantam Markas Suriah, Rusia Geram

 Kapal perang AS meluncurkan rudal jelajah Tomahawk.



RadarRakyat.Info-Situasi di Suriah kian tak menentu dan mencekam. Itu terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintah serangan rudal jarak jauh ke pangkalan udara mliliter Suriah, Kamis malam waktu AS atau Jumat (7/4) WIB.

Serangan AS tersebut merupakan reaksi terhadap penggunaan senjata kimia maut oleh militer Suriah terhadap wilayah yang dikuasai pemberontak. Peluru kendali Tomahawk menyasar beberapa lokasi strategis di Suriah.

Trump tercatat sebagai Presiden AS pengambil keputusan paling keras dalam enam tahun perang saudara Suriah. Ia menempatkan diri dalam risiko besar berhadapan dengan Rusia dan Iran yang merupakan dua sekutu utama Assad, Presiden Suriah.

"Upaya bertahun-tahun sebelumnya untuk mengubah prilaku Bashar al-Assad telah gagal sama sekali," kata Trump dari resortnya di Mar-a-Lago, saat menjamu Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Sekitar 60 rudal Tomahawk diluncurkan dari dua kapal perang Angkatan Laut AS, USS Porter dan USS Ross, di Laut Mediterania Timur. Rudal itu membidik berbagai target mulai dari landasan, pesawat tempur, sampai stasiun pengisian bahan bakar pesawat, di Pangkalan Udara Shayrat.

Dampak dari serangan yang dilancarkan pukul 08.45 waktu setempat (Jumat 08.45 pagi WIB), belum diketahui pasti. Televisi pemerintah Suriah menyebutkan agresi Amerika telah membidik sebuah pangkalan militer Suriah, namun serangan itu akan terpatahkan.

"Malam ini saya memerintahkan serangan militer ke pangkalan udara di Suriah yang menjadi asal serangan kimia diluncurkan. Serangan ini demi kepentingan keamanan nasional vital Amerika Serikat dalam mencegah dan menghalau penyebaran dan penggunaan senjata kimia berbahaya," kata Trump.

Menurutnya, tak dapat dibantah lagi Suriah telah menggunakan senjata kimia terlarang, melanggar kewajiban-kewajibannya di bawah konvensi senjata kimia, dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB.

Trump memerintahkan serangan rudal ini sehari setelah dia menuduh Assad ada di balik serangan senjata kimia pekan ini yang menewaskan paling sedikit 70 orang, kebanyakan anak-anak, di Kota Khan Sheikhoun. Pemerintah Suriah membantah berada di belakang serangan itu.

Tanggapan relatif cepat terhadap serangan senjata kimia itu setelah Trump dihadapkan pada banyak masalah global, mulai Korea Utara sampai Tiongkok, Iran dan ISIS. Trump ingin mengirimkan pesan baik kepada sekutu maupun musuhnya, dia tak segan menggunakan kekuatan militer jika dirasa perlu.


Beda Rusia-Turki

Turki dan Rusia mengungkapkan reaksi berlainan terhadap serangan AS terhadap Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu melanggar hukum internasional dan telah merusak hubungan AS-Rusia.

Pemimpin Rusia itu menyebut aksi AS merupakan agresi terhadap sebuah negara berdaulat. Dmitry Peskov, Juru Bicara Presiden Putin, menyebut serangan AS merupakan dalih untuk intervensi lebih jauh di Suriah dan sebagai upaya mengalihkan perhatian dunia terhadap banyaknya korban sipil di Irak.

AS menyatakan telah memberitahu pasukan Rusia sebelum melancarkan serangan rudal dan menjamin serangan tidak menyasar posisi-posisi militer Rusia di pangkalan sasaran.

Kendati menegaskan tidak ada bagian Rusia di pangkalan itu yang dihajar Tomahawk, AS menandaskan pihaknya tidak membutuhkan persetujuan Rusia untuk menyerang Suriah.

Sebaliknya, Turki menyebut serangan rudal AS itu berpengaruh positif. Turki juga mengajak dunia internasional untuk melawan kebarbaran pemerintah Suriah.

Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus menyatakan pemerintah Bashar al-Assad di Suriah harus sepenuhnya dihukum di arena internasional dan proses perdamaian di Suriah mesti dipercepat.

Pemerintah Arab Saudi juga mendukung sepenuhnya serangan udara AS. "Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika Serikat terhadap target-target militer di Suriah, yang merupakan respons terhadap penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warga sipil tidak berdosa," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dilansir SPA, kantor berita resmi negara itu.

Pejabat tersebut mengatakan rezim Suriah hanya bisa menyalahkan diri sendiri setelah kejahatan keji yang dilakukan rezim selama bertahun-tahun terhadap rakyat Suriah. Ia menyebut Presiden Donald Trump berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim.

Turki rawat korban


Beda Rusia-Turki

Turki dan Rusia mengungkapkan reaksi berlainan terhadap serangan AS terhadap Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu melanggar hukum internasional dan telah merusak hubungan AS-Rusia.

Pemimpin Rusia itu menyebut aksi AS merupakan agresi terhadap sebuah negara berdaulat. Dmitry Peskov, Juru Bicara Presiden Putin, menyebut serangan AS merupakan dalih untuk intervensi lebih jauh di Suriah dan sebagai upaya mengalihkan perhatian dunia terhadap banyaknya korban sipil di Irak.

AS menyatakan telah memberitahu pasukan Rusia sebelum melancarkan serangan rudal dan menjamin serangan tidak menyasar posisi-posisi militer Rusia di pangkalan sasaran.

Kendati menegaskan tidak ada bagian Rusia di pangkalan itu yang dihajar Tomahawk, AS menandaskan pihaknya tidak membutuhkan persetujuan Rusia untuk menyerang Suriah.

Sebaliknya, Turki menyebut serangan rudal AS itu berpengaruh positif. Turki juga mengajak dunia internasional untuk melawan kebarbaran pemerintah Suriah.

Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus menyatakan pemerintah Bashar al-Assad di Suriah harus sepenuhnya dihukum di arena internasional dan proses perdamaian di Suriah mesti dipercepat.

Pemerintah Arab Saudi juga mendukung sepenuhnya serangan udara AS. "Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika Serikat terhadap target-target militer di Suriah, yang merupakan respons terhadap penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warga sipil tidak berdosa," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dilansir SPA, kantor berita resmi negara itu.

Pejabat tersebut mengatakan rezim Suriah hanya bisa menyalahkan diri sendiri setelah kejahatan keji yang dilakukan rezim selama bertahun-tahun terhadap rakyat Suriah. Ia menyebut Presiden Donald Trump berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim.


Beda Rusia-Turki

Turki dan Rusia mengungkapkan reaksi berlainan terhadap serangan AS terhadap Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu melanggar hukum internasional dan telah merusak hubungan AS-Rusia.

Pemimpin Rusia itu menyebut aksi AS merupakan agresi terhadap sebuah negara berdaulat. Dmitry Peskov, Juru Bicara Presiden Putin, menyebut serangan AS merupakan dalih untuk intervensi lebih jauh di Suriah dan sebagai upaya mengalihkan perhatian dunia terhadap banyaknya korban sipil di Irak.

AS menyatakan telah memberitahu pasukan Rusia sebelum melancarkan serangan rudal dan menjamin serangan tidak menyasar posisi-posisi militer Rusia di pangkalan sasaran.

Kendati menegaskan tidak ada bagian Rusia di pangkalan itu yang dihajar Tomahawk, AS menandaskan pihaknya tidak membutuhkan persetujuan Rusia untuk menyerang Suriah.

Sebaliknya, Turki menyebut serangan rudal AS itu berpengaruh positif. Turki juga mengajak dunia internasional untuk melawan kebarbaran pemerintah Suriah.

Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus menyatakan pemerintah Bashar al-Assad di Suriah harus sepenuhnya dihukum di arena internasional dan proses perdamaian di Suriah mesti dipercepat.

Pemerintah Arab Saudi juga mendukung sepenuhnya serangan udara AS. "Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika Serikat terhadap target-target militer di Suriah, yang merupakan respons terhadap penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warga sipil tidak berdosa," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dilansir SPA, kantor berita resmi negara itu.

Pejabat tersebut mengatakan rezim Suriah hanya bisa menyalahkan diri sendiri setelah kejahatan keji yang dilakukan rezim selama bertahun-tahun terhadap rakyat Suriah. Ia menyebut Presiden Donald Trump berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim.



Beda Rusia-Turki

Turki dan Rusia mengungkapkan reaksi berlainan terhadap serangan AS terhadap Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu melanggar hukum internasional dan telah merusak hubungan AS-Rusia.

Pemimpin Rusia itu menyebut aksi AS merupakan agresi terhadap sebuah negara berdaulat. Dmitry Peskov, Juru Bicara Presiden Putin, menyebut serangan AS merupakan dalih untuk intervensi lebih jauh di Suriah dan sebagai upaya mengalihkan perhatian dunia terhadap banyaknya korban sipil di Irak.

AS menyatakan telah memberitahu pasukan Rusia sebelum melancarkan serangan rudal dan menjamin serangan tidak menyasar posisi-posisi militer Rusia di pangkalan sasaran.

Kendati menegaskan tidak ada bagian Rusia di pangkalan itu yang dihajar Tomahawk, AS menandaskan pihaknya tidak membutuhkan persetujuan Rusia untuk menyerang Suriah.

Sebaliknya, Turki menyebut serangan rudal AS itu berpengaruh positif. Turki juga mengajak dunia internasional untuk melawan kebarbaran pemerintah Suriah.

Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus menyatakan pemerintah Bashar al-Assad di Suriah harus sepenuhnya dihukum di arena internasional dan proses perdamaian di Suriah mesti dipercepat.

Pemerintah Arab Saudi juga mendukung sepenuhnya serangan udara AS. "Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika Serikat terhadap target-target militer di Suriah, yang merupakan respons terhadap penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warga sipil tidak berdosa," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dilansir SPA, kantor berita resmi negara itu.

Pejabat tersebut mengatakan rezim Suriah hanya bisa menyalahkan diri sendiri setelah kejahatan keji yang dilakukan rezim selama bertahun-tahun terhadap rakyat Suriah. Ia menyebut Presiden Donald Trump berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim.

Turki rawat korban


Beda Rusia-Turki

Turki dan Rusia mengungkapkan reaksi berlainan terhadap serangan AS terhadap Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu melanggar hukum internasional dan telah merusak hubungan AS-Rusia.

Pemimpin Rusia itu menyebut aksi AS merupakan agresi terhadap sebuah negara berdaulat. Dmitry Peskov, Juru Bicara Presiden Putin, menyebut serangan AS merupakan dalih untuk intervensi lebih jauh di Suriah dan sebagai upaya mengalihkan perhatian dunia terhadap banyaknya korban sipil di Irak.

AS menyatakan telah memberitahu pasukan Rusia sebelum melancarkan serangan rudal dan menjamin serangan tidak menyasar posisi-posisi militer Rusia di pangkalan sasaran.

Kendati menegaskan tidak ada bagian Rusia di pangkalan itu yang dihajar Tomahawk, AS menandaskan pihaknya tidak membutuhkan persetujuan Rusia untuk menyerang Suriah.

Sebaliknya, Turki menyebut serangan rudal AS itu berpengaruh positif. Turki juga mengajak dunia internasional untuk melawan kebarbaran pemerintah Suriah.

Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus menyatakan pemerintah Bashar al-Assad di Suriah harus sepenuhnya dihukum di arena internasional dan proses perdamaian di Suriah mesti dipercepat.

Pemerintah Arab Saudi juga mendukung sepenuhnya serangan udara AS. "Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika Serikat terhadap target-target militer di Suriah, yang merupakan respons terhadap penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warga sipil tidak berdosa," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dilansir SPA, kantor berita resmi negara itu.

Pejabat tersebut mengatakan rezim Suriah hanya bisa menyalahkan diri sendiri setelah kejahatan keji yang dilakukan rezim selama bertahun-tahun terhadap rakyat Suriah. Ia menyebut Presiden Donald Trump berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim.

Turki rawat korban


Beda Rusia-Turki

Turki dan Rusia mengungkapkan reaksi berlainan terhadap serangan AS terhadap Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu melanggar hukum internasional dan telah merusak hubungan AS-Rusia.

Pemimpin Rusia itu menyebut aksi AS merupakan agresi terhadap sebuah negara berdaulat. Dmitry Peskov, Juru Bicara Presiden Putin, menyebut serangan AS merupakan dalih untuk intervensi lebih jauh di Suriah dan sebagai upaya mengalihkan perhatian dunia terhadap banyaknya korban sipil di Irak.

AS menyatakan telah memberitahu pasukan Rusia sebelum melancarkan serangan rudal dan menjamin serangan tidak menyasar posisi-posisi militer Rusia di pangkalan sasaran.

Kendati menegaskan tidak ada bagian Rusia di pangkalan itu yang dihajar Tomahawk, AS menandaskan pihaknya tidak membutuhkan persetujuan Rusia untuk menyerang Suriah.

Sebaliknya, Turki menyebut serangan rudal AS itu berpengaruh positif. Turki juga mengajak dunia internasional untuk melawan kebarbaran pemerintah Suriah.

Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus menyatakan pemerintah Bashar al-Assad di Suriah harus sepenuhnya dihukum di arena internasional dan proses perdamaian di Suriah mesti dipercepat.

Pemerintah Arab Saudi juga mendukung sepenuhnya serangan udara AS. "Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika Serikat terhadap target-target militer di Suriah, yang merupakan respons terhadap penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warga sipil tidak berdosa," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dilansir SPA, kantor berita resmi negara itu.

Pejabat tersebut mengatakan rezim Suriah hanya bisa menyalahkan diri sendiri setelah kejahatan keji yang dilakukan rezim selama bertahun-tahun terhadap rakyat Suriah. Ia menyebut Presiden Donald Trump berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim.

Turki rawat korban


Beda Rusia-Turki

Turki dan Rusia mengungkapkan reaksi berlainan terhadap serangan AS terhadap Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu melanggar hukum internasional dan telah merusak hubungan AS-Rusia.

Pemimpin Rusia itu menyebut aksi AS merupakan agresi terhadap sebuah negara berdaulat. Dmitry Peskov, Juru Bicara Presiden Putin, menyebut serangan AS merupakan dalih untuk intervensi lebih jauh di Suriah dan sebagai upaya mengalihkan perhatian dunia terhadap banyaknya korban sipil di Irak.

AS menyatakan telah memberitahu pasukan Rusia sebelum melancarkan serangan rudal dan menjamin serangan tidak menyasar posisi-posisi militer Rusia di pangkalan sasaran.

Kendati menegaskan tidak ada bagian Rusia di pangkalan itu yang dihajar Tomahawk, AS menandaskan pihaknya tidak membutuhkan persetujuan Rusia untuk menyerang Suriah.

Sebaliknya, Turki menyebut serangan rudal AS itu berpengaruh positif. Turki juga mengajak dunia internasional untuk melawan kebarbaran pemerintah Suriah.

Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus menyatakan pemerintah Bashar al-Assad di Suriah harus sepenuhnya dihukum di arena internasional dan proses perdamaian di Suriah mesti dipercepat.

Pemerintah Arab Saudi juga mendukung sepenuhnya serangan udara AS. "Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika Serikat terhadap target-target militer di Suriah, yang merupakan respons terhadap penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warga sipil tidak berdosa," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dilansir SPA, kantor berita resmi negara itu.

Pejabat tersebut mengatakan rezim Suriah hanya bisa menyalahkan diri sendiri setelah kejahatan keji yang dilakukan rezim selama bertahun-tahun terhadap rakyat Suriah. Ia menyebut Presiden Donald Trump berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim.
Beda Rusia-Turki

Turki dan Rusia mengungkapkan reaksi berlainan terhadap serangan AS terhadap Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu melanggar hukum internasional dan telah merusak hubungan AS-Rusia.

Pemimpin Rusia itu menyebut aksi AS merupakan agresi terhadap sebuah negara berdaulat. Dmitry Peskov, Juru Bicara Presiden Putin, menyebut serangan AS merupakan dalih untuk intervensi lebih jauh di Suriah dan sebagai upaya mengalihkan perhatian dunia terhadap banyaknya korban sipil di Irak.
AS menyatakan telah memberitahu pasukan Rusia sebelum melancarkan serangan rudal dan menjamin serangan tidak menyasar posisi-posisi militer Rusia di pangkalan sasaran.

Kendati menegaskan tidak ada bagian Rusia di pangkalan itu yang dihajar Tomahawk, AS menandaskan pihaknya tidak membutuhkan persetujuan Rusia untuk menyerang Suriah.

Sebaliknya, Turki menyebut serangan rudal AS itu berpengaruh positif. Turki juga mengajak dunia internasional untuk melawan kebarbaran pemerintah Suriah.

Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus menyatakan pemerintah Bashar al-Assad di Suriah harus sepenuhnya dihukum di arena internasional dan proses perdamaian di Suriah mesti dipercepat.

Pemerintah Arab Saudi juga mendukung sepenuhnya serangan udara AS. "Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika Serikat terhadap target-target militer di Suriah, yang merupakan respons terhadap penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warga sipil tidak berdosa," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dilansir SPA, kantor berita resmi negara itu.
Pejabat tersebut mengatakan rezim Suriah hanya bisa menyalahkan diri sendiri setelah kejahatan keji yang dilakukan rezim selama bertahun-tahun terhadap rakyat Suriah. Ia menyebut Presiden Donald Trump berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim.

Turki rawat korban

Turki mengaku tengah merawat sekitar 30 orang setelah serangan menewaskan sedikitnya 86 warga sipil di wilayah barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak. Negara itu menyatakan memiliki bukti serangan itu menggunakan senjata kimia.

"Sejak Selasa hampir 30 korban luka dibawa untuk mendapatkan pengobatan," kata Menteri Kesehatan Recep Akdag setelah serangan di kota yang dikuasai pemberontak, Khan Sheikhun, di Provinsi Idlib.

Menteri Turki tersebut mengungkapkan dua korban yang dibawa ke Turki meninggal dunia. "Kami memiliki bukti yang menunjukkan serangan di Idlib adalah serangan kimia," kata Akdag, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Dia mengatakan informasi itu sudah dicatat dan akan dikirim ke Organisasi Kesehatan Dunia. Korban luka dibawa dari Idlib melalui gerbang perbatasan Cilvegozu Turki untuk mendapatkan pengobatan di Distrik Reyhanli, Provinsi Hatay, Turki selatan.

Mereka dirawat tim khusus dari badan keadaan darurat AFAD Turki yang menggunakan alat pelindung khusus. Sekitar 20 anak termasuk di antara yang tewas setelah pesawat yang melancarkan serangan melepaskan gas beracun, menurut keterangan saksi mata dan kelompok pemantau. (tribn)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Akankah Perang Dunia 3 Dimulai? 60 Rudal AS Hantam Markas Suriah, Rusia Geram"

Posting Komentar