RadarRakyat.Info-Mada (53),
warga di RT 04/02, Kelurahan Ancol Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara,
mengaku tak menyangka apabila identitas yang ada di Kartu Tanda Penduduk
(KTP)-nya tersebut, menjadi viral di sosial media (Medsos) terkait tersebarnya
sejumlah foto sekumpulan KTP ganda, yang sempat heboh pada Minggu (5/2/2016).
Ia
mengatakan, tersebarnya foto-foto hoax tersebut diketahuinya dari ibu RT
setempat.
"Jadi,
saya lagi santai di rumah ya dan tiba-tiba warga, dan ibu RT di daerah rumah
saya datang ke rumah sayanya. Ibu RT ini ngasih tahu ke saya, kalau identitas
KTP saya itu viral atau terkenal gitu di medsos. Tetapi, katanya lagi,
identitas sayanya itu justru dipakai sama foto orang lain. Saya malah jadi
bingung, kok identitas sayanya bisa sampai ke medsos pak. Masalahnya, KTP saya
itu selalu di dompet. Saya tidak pernah meminjamkan KTP saya ke orang lain.
Saya, cuman sopir truk biasa padahal," katanya di Lantai V Polres Metro
Jakarta Utara, Senin (6/2/2017)
Ia yang sudah
dikaruniai dua anak ini, mengatakan merasa dirinya dirugikan lantaran
identitasnya dipakai yang untuk hal tidak baik.Ditambah lagi, kata Mada adanya kabar KTP ganda hoax, menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta
2017.
"Masalahnya
begini pak, kenapa musti identitas saya? Kok jelang-jelang Pilkada DKI Jakarta
begini? Saya enggak tahu
apa-apa kok malah sayanya yang kena getah. Untung, data KTP saya sudah ada
terdaftar di DPT (Daftar Pemilih Tetap) di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Itu
saya dikasih tahunya
kalau KTP saya itu hanya fotonya saja di edit, pakai fotonya orang lain. Saya
ketar-ketir juga pak, takut ketuduh," ucap Mada yang NIK KTP-nya bernomor
3172052006640001.
Tak hanya
Mada, Sukarno (53) yang juga identitas KTP-nya menjadi korban viral di medsos,
juga menuturkan hal yang sama.
Identitasnya
KTP-nya yang diedit dengan foto wajah orang lain telah membuatnya malu ke warga
di lingkungan rumahnya.
"Saya
enggak tahu sama sekali, kalau identitas KTP saya ini dipakai untuk hal-hal
seperti ini (Hoax KTP Ganda). Seperti ini sudah membuat saya malu pak. Masa
iya, identitas saya (KTP) dipakai sama penyebar hoax. Saya tahu saat sayanya
melihat kabar foto sekumpulan KTP ganda hoax itu, ya dari ponsel anak saya.
Tersebarnya foto hoax itu karena tertera identitas saya,
orang-orang kelurahan pada datang. Di situ (foto sekumpulan KTP ganda hoax)
tertera wiraswasta tapi saya tuh pensiunan TNI-AD. Bukan wiraswasta,"
paparnya warga bernomor NIK KTP 3172051205610006.
Sukarno yang
tinggal di Jalan Pademangan VII, RT 005/10, Pademangan Timur, Pademangan,
Jakarta Utara berharap pihak kepolisian dapat membekuk pelaku penyebaran foto
KTP ganda hoax tersebut.
Sukarno
menganggap, identitas KTP-nya dipakai yang tidak baik membuat namanya sudah menjadi buruk.
"Kalau
bisa tolong saja ditangkap. Momen Pilkada DKI gini malah bawa-bawa identitas
saya jadi tidak baik. Kalau bisa, tangkap segera pelaku penyebar hoax foto KTP
ganda itu," kata Sukarno.
Sementara
itu, Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol M Awal Chairuddin
menjelaskan, dua dari tiga identitas di KTP Sukarno dan Mada di foto KTP ganda
hoax itu, disebut valid.
"Bahkan
nama yang tertera yang tercantum di KTP dimiliki dua orang ini (Sukarno dan
Mada) pastikan ada. Di sisi lain, temuan KTP ganda yang sudah merebak di media sosial
ini masih dalam penyelidikan, dengan Tim Cyber Polda Metro Jaya. Kami bahkan
akan menelusurinya, perihal siapa yang mengupload pertama kali. Dua orang warga
Jakarta Utara ini telah tercantum sudah membuat laporan hari ini," tutur
Awal.
Ia mengakui
kembali, dari penyidikan awal yang dilakukan Satreskrim Polres Metro Jakarta
Utara, dari sekian banyak data yang tertera di KTP Sukarno dan Mada itu, hanya
foto hoax tersebut yang tidak benar.
"Sementara
identitas lainnya mulai dari NIK, alamat di KTP hingga ejaan namanya itu
dipastikan benar. Tersisanya itu satu KTP berdomisili di Jakarta
Barat (Jakbar), yang hingga saat ini belum kami telusuri," papar Awal
kembali, sembari memperlihatkan gambar foto tiga KTP ganda hoax itu.
Ia
menambahkan kembali terkait perkara tersebut rencana Satreskrim Polres Metro
Jakarta Utara, lakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta.
"Untuk
menelusuri, kita juga libatkan Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta. Sebab, sarana
dan fasilitas seperti perekaman Red Eye, sidik jari, dan tanda tangan dimiliki
pemilik, akan kita telusuri dari situ.
Sementara
itu, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pemungutan dan Penghitungan Suara (Tungra)
KPU Kota Jakarta Utara, Arif Budianto menyebut penyebaran foto sekumpulan KTP
ganda hoax tersebut, sudah menjadi sebuah pelanggaran Undang-Undang (UU)
Pemilihan Umum (Pemilu).
"Saya
itu pastikan, apabila pelaku yang melakukan sebuah pelanggaran tersebut bisa dikenakan
pidana sebagaimana tercantum UU Pemilu tahun 2015. Sanksinya bisa tersebut bisa
berupa kurungan penjara. Cuma saya lupa UU-nya itu, UU yang mana
dan ke berapa," ucapnya.
Ia
menambahkan sekalipun pemilik memiliki data tersebut (pemalsu) dan berhasil
ketika untuk pencoblosan, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS) yang ada di Tempat Pemilihan Suara (TPS) bisa langsung ditolak saat
berlangsungnya Pemilu.
"Sebab,
syarat pencoblosan harus membawa formulir C6. Nantinya, C6 yang dibawa petugas
KPPS dan langsung lah diserahkan ke bersangkutan atau pemilik KTP
aslinya pada saat sehari sebelum pencoblosan. Kalau, misalnya si orang ini
tidak ada di rumah, maka keluarganya yang bisa terima (C6). Lain dari itu tidak
boleh," katanya.
Ia melanjutkan
kembali,"Bila nanti terungkap ada anggota KPPS yang bermain dan sengaja
lakukan kerjasama terkait pembuatan KTP palsu dengan salah satu calon, oknumnya
itu akan di pecat hingga akhirnya akan dipidanakan," kata Arif kembali. (sn)
0 Response to "'Saya Jadi Bingung, KTP Saya Selalu di Dompet, Kok Bisa Masuk ke Medsos'"
Posting Komentar