RadarRakyat.Info-Selamat pagi, saya tidak pernah membenci etnis Cina, dan etnis2 lainnya . Lha bagaimana saya membenci mereka , karena mereka lahir sebagai orang Cina bukan permintaan mereka.
Banyak Cina
yg baik , si Engkoh langganan saya belanja untuk Dapur Umum JMP untuk bahan
pabrikan juga baik, kawan -kawan donatur JMP juga ada yg beretnis Cina. Sama
dengan orang Melayu , banyak juga Melayu yg brengsek , pelit , koruptor ,
menghalalkan segala cara , maling ambisius dll. Tentu di etnis Cina pun
demikian, kalau mau bilang kejahatan apa saja pasti orang Cina lah yg paling
profesional dari bandar Narkoba, Perjudian sampai Raja esek -esek dan juga
kejahatan yg berkait dengan IT , mereka memang tidak tanggung -tanggung untuk
menekuninya alias merekalah jagonya.
Kalau
kemudian ada rasa dongkol saya yg luar biasa adalah DOMINASI Pengusaha Cina
atas semua lini bisnis di negeri ini dari hilir sampai hulu. Cobalah Anda yg
orang Jakarta atau Anda orang daerah , sebut semua gedung, apartemen Hotel Mall
di Segitiga Emas (Thamrin -Sudirman, Gatot Subroto , Kuningan ), tunjukkan saya
satu saja yg punya pengusaha pribumi? , kecuali punya pengusaha Aburizal Bakrie
di Kuningan (Wisma Bakrie ), dan satu gedung lagi punya Medco (Arifin Panigoro
) di SCBD.
Tapi
sekarang bukan hanya wilayah Segitiga Emas, hampir semua permukaan wilayah yg
disebut Jakarta semua dikuasai pengusaha Cina. Jakarta sudah menjadi hutan
beton, dan sejak Gubernurnya Jokowi yg diteruskan Ahok , pembangunan gedung -gedung
tinggi makin masif . PAdahal di jaman Foke sebetulnya sudah mau dimoratorium
pembangunan gedung2 tinggi.
Anehnya Jokowi di awal kepemimpinannya dulu menjadi Gubernur akan menghentikan izin -izin gedung tinggi, ternyata malah membiarkan , bahkan malah tumbuh subur . Coba Anda lewat jalan tol paling tinggi , lihat kemudian keberdaan penduduk pribumi /melayu yg keberadaannya mulai nyempil di antara gedung -gedung tinggi.
Anehnya Jokowi di awal kepemimpinannya dulu menjadi Gubernur akan menghentikan izin -izin gedung tinggi, ternyata malah membiarkan , bahkan malah tumbuh subur . Coba Anda lewat jalan tol paling tinggi , lihat kemudian keberdaan penduduk pribumi /melayu yg keberadaannya mulai nyempil di antara gedung -gedung tinggi.
Tidak hanya
gedung tinggi , tanyalah semua resto sampai salon mau di mal atau di luar mal,
dan lini usaha apa saja (kecuali kaki lima, asongan dan tambal ban) itu punya
Cina atau Pribumi? Bahkan kita suka heran bagaimana mereka selalu mendapat
tempat -tempat strategis?
Lalu
lihatlah di pinggir rel, di pinggir laut , di pinggir sungai, di bawah -bawah
pohon , di gang -gang sempit , lalu yg jual kaki lima yg sering digusur dan
pedagang asongan yg suka digebuk petugas karena jualan di tol , itu melayu apa
Cina?
Saat pribumi
terdesak di Jakarta, mereka lari ke Botabek . Tapi apa yg terjadi sekarang
Bogor, Bekasi, Tangerang dan Depok pun juga property-nya , dan lini usahanya
dikuasai pengusaha Cina. Coba lihat di Bekasi dan Tangerang , nanti Anda akan
melihat seperti Jakarta sekarang, pribumi mayoritas hanya nyempil di perumahan
-perumahan BTN, atau di pinggir -pinggir sungai .
Perkembangan
ini juga terjadi di daerah -daerah, Anda yg orang daerah pasti lebih tahu dari
saya. Gab si kaya (mayoritas orang Cina dan Pejabat Korup) makin jauh ,bahkan
makin tdk terlihat titiknya, karena kemiskinan makin merajalela, sementara yg
kaya makin kaya dan terus menguasai aset -aset strategis seperti tanah,
property , SDA dll.
Balik lagi
ke masalah Jakarta , dan ketika wilayah -wilayah strategis habis di Jakarta ,
kini mereka pun akan mengurug laut dengan membuat "Jakarta Buatan"
lewat proyek reklamasi. Yg membeli orang melayu ? Gak mungkin. Paling kalau toh
ada melayu yg beli ya pejabat korup ...bagaimana tidak ? harga rumah paling
murah Rp 15 miliar . Lalu siapa yg akan beli selaian para taipan Indonesia dan
para pejabat korup? Tentu karena dipasarkan di negara Tiongkok , ya orang
Tiongkok yg akan tinggal di situ .
Salahkah
dominasi di lini usaha dan penguasan atas tanah dan property atas negeri ini
oleh pengusaha beretnis Cina? YA mereka salah , karena memang buat mereka agama
dalam hidup mereka adalah duit dan kekayaan . Tapi yg paling SETAN itu
sebetulnya adalah Pejabat kita dari semua rezim yg HOBI DISOGOK , atau
"nginjak" pengusaha Cina dengan menjadikan pengusaha Cina sebagai
ATM. Lalu kalau dijadikan ATM , masak mereka nggak minta imbalan? (sy aja neg
banget kalau lewat jalan perumahan saya , ada rumah besar yg dibangun dengan
cepat, dan sudah berkali-kali sy tanya pemborongnya ternyata rumah yg mungkin
harnya bisa mencapai puluhan miliar hadiah pengusaha Cina kepada pejabat).
Pertanyaannya
saya bagi orang melayu kelas menengah bawah dan juga orang beretnis Cina yg
miskin, dan etnis lainnya, apakah Anda masih punya harapan untuk bisa tinggal
terus di Jakarta kalau Gubernurnya Ahok, karena dalam track record-nya selama
dia menjadi Gubernur Impal dia demikian masif membiarkan KONGLOMERAT terus
menguasai semua tanah di Jakarta (padahal janjinya waktu dulu maju bareng sama
Jokowi akan kan menyetop izin pembangunan , baik utk gedung , apartemen, dll).
Kalau ada
orang Cina mendukung Ahok itu wajar (meski ada juga orang Cina yg ogah dukung
Ahok), tapi kalau ada orang melayu menjual isu KEBHINEKAAN" untuk dukung
Ahok hanya karena dibayar cipratan sedikit duit pengusaha Cina, waduhhhhhhhhh
ini anak muda bermental calo yg bikin dominasi pengusaha Cina akan makin
merajalela . Jangan heran ya nanti kalalu bisnis toilet pun dikuasai orang
Cina. Anak -anak muda melayu yg sekarang dukung Ahok itu nanti kalau jadi
pejabat, pasti pejabat yg tdk bermoral, dan pasti jadi Calo pengusaha Cina.
Taruhan deh...
Nanik Sudaryati (fb)
Nanik Sudaryati (fb)
0 Response to "Catatan : Pribumi Dan Cina Kelas Bawah Terpinggirkan Di Jakarta Era Ahok"
Posting Komentar