Suararakyat - Langkah Politik yang diambil oleh PKS untuk abstain di Pilkada Kota Cirebon di menit-menit akhir pada pukul 20.00 WIB, 10 Januari lalu, sebagai batas akhir pendaftaran pasangan calon Brigjend Pol Siswandi dan Ibu Euis adalah langkah politik yang irasional.
Karena langkah ini menempatkan Koalisi Umat PAN dan Gerindra tidak cukup menghantarkan Pasangan Calon Sis-Euis maju mendaftarkan diri dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Menurut Sekjen ARUN (Advokasi Rakyat Untuk Nusantara), B T Fernando Duling, langkah mundur saat injury time tersebut seperti sebuah kesengajaan agar pasangan ini gagal ikut bertarung dalam Pilkada Kota Cirebon 2018.
Pria yang akrab disapa Nando ini mengatakan, pasca keputusan PKS tidak memberikan surat rekomendasi diketahui pukul 20.00, teknisnya tim pasangan Siswandi-Euis dengan sisa waktu 4 jam dari batas akhir pendaftaran pukul 24.00 WIB pada 10 Januari, tidaklah mungkin dapat mengkonsolidasikan kekurangan 1 kursi dari syarat jumlah 7 kursi.
“Melihat kondisi objektif ini sudah pasti menimbulkan “praduga” dari tujuan langkah politik PKS,” ujar aktifis 98 itu dalam keterangan tertulisnya kepada Aktual.com, Minggu (14/1).
Nando menilai, langkah yang telah dilakukan PKS baik secara langsung atau tidak langsung telah berpotensi menghilangkan suara kurang lebih 40.000 gabungan dari PAN, Gerindra dan PKS di kota Cirebon dan memiliki kemungkinan telah menghilangkan potensi 70.000 suara dari target 45% upaya pemenangan pasangan Sis-Euis di Pilkada Kota Cirebon.
“Yang dimana suara ini seharusnya menjadi penyumbang suara dalam pertarungan Koalisi Umat dalam Pilgub Jawa Barat yang mengusung pasangan calon Sudrajat-Syaikhu,” tutur dia.
Lebih lanjut Nando mengatakan, apakah akibat langkah politik PKS di Kota Cirebon hanya terkanalisasi di Kota Cirebon ? Maka dapat dipastikan baik besar atau kecil luka PAN dan Gerindra tidak mungkin hanya di kota Cirebon saja.
“Dan secara teori potensial prilaku politik irasional PKS telah memberikan ruang potensi kelemahan suara bagi Pasangan Sudrajat-Syaikhu di Pilgub Jawa Barat,” ungkapnya.
Pemerhati Geopolitik Nasional ini menambahkan, keputusan berani yang di ambil PKS dalam langkah politik irasional di Pilkada Kota Cirebon adalah langkah provokasi yang bersifat abortus dalam koalisi jangka panjang 2018 menuju 2019.
“Bila semua ini berpotensi maka politik abortus PKS ini pesanan siapa?,” demikian Nando.
0 Response to "Siswandi-Euis Batal Maju Pilkada, Politik Abortus PKS Pesanan Siapa?"
Posting Komentar