Suararakyat - Kepala kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah, Miyono membantah isu tentang penggunaan mata uang Tiongkok, Yuan di Kabupaten Morowali.
"Kami sudah klarifikasi dengan melakukan kunjungan ke Morowali, dan tidak menemukan apa yang menjadi isu tersebut," kata Miyono kepada wartawan, Senin (1/1).
Selain tidak dibenarkan dalam undang-undang, pihak BI, kata Miyono terus melakukan pengawasan terhadap para pekerja asing di daerah itu. Miyono mengakui jika komponen gaji pokok pekerja Cina dibayar dengan mata uang Yuan di Negara mereka. Tetapi untuk komponen biaya hidup di Indonesia, mereka tetap dibayarkan dengan rupiah.
Selain itu kata dia, dengan dinamika ekonomi yang tinggi tersebut, tentunya membutuhkan jumlah rupiah yang banyak. Maka, pihak Bank Indonesia, telah membuka kas titipan BI di Bungku, sebagai ibu kota Morowali.
"Kas titipan itu yang ke-114 secara nasional serta yang ke-5 untuk Sulteng," ungkap Miyono.
Kas titipan di Bungku, kata Miyono, diberikan limit yang besar, dikarenakan kebutuhan uang yang juga luar biasa. Pihaknya mengandeng kantor Bank Sulteng, sebagai bank yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
Miyono menjelaskan, setiap bulan, jika ketersediaan uang dinilai kurang, maka pihak BI Sulteng akan mengirimkannya ke Bungku.
"Nanti kalau ada duit yang lusuh, dari ke enam bank itu, dikumpulkan dan disetor ke Bank Sulteng. Kemudian, saat kami memasukan uang yang baru, maka, uang lusuk akan kami tarik," demikian Miyono.
0 Response to "Mata Uang Yuan Beredar Di Sulawesi Tengah, Begini Kata Bank Indonesia"
Posting Komentar