RadarRakyat.Info- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan pertemuan dengan El Centro de Inteligencia contra el Terrorismo y el Crimen Organizado (CITCO)/Intelligence Center Against Terrorism and Organised Crime yang merupakan Badan Anti Teror Negara Spanyol.
Dalam pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Spanyol yang telah berlangsung pada tahun 2015 dalam bidang penanggulangan terorisme.
Kedua pihak juga bertukar informasi tentang perkembangan ancaman terorisme pada kedua negara. Tukar informasi termasuk didalamny mengenai perkembangan radikalisme di media sosial serta Foreign Terrorist Fighter (FTF).
"Setelah bertukar informasi dan saling mendengarkan informasi mengenai ancaman terorisme, maka Indonesia dan Spanyol pun sepakat untuk meningkatkan kerja sama penanggulangan terorisme ke depannya,” Kata Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius dalam siaran persnya, Sabtu (29/4/17).
Pihak badan anti teror Spanyol juga ingin mengetahui perkembangan dalam hal penanganan terorisme di Indonesia. Selain itu dengan banyaknya kejadian-kejadian di Eropa, Indonesia khusunya BNPT ingin mengetahui sejauh mana proses penanganan perkembangan terorisme di Spanyol. BNPT menilai Spanyol juga merupakan salah satu pintu masuk teroris ke Eropa.
Terorisme telah menjadi ancaman global yang serius. Bahkan dalam kurun waktu sepuluh tahun yang lalu tidak ada negara yang kebal dari terorisme. Serangan teroris telah terjadi di seluruh dunia, mulai dari Madrid tahun 2004, Nice, Berlin, Istanbul, Brussel, New York, London, Paris termasuk Ibu Kota Jakarta.
BNPT sejauh ini telah berhasil mendeteksi dan meminimalkan serangan yang jauh lebih serius. Suhardi mengatakan menggunakan dua langkah dalam penanggulangan terorisme yaitu soft approach (pencegahan) dan hard approach (penindakan).
Terkait hard approach (penindakan) BNPT menyampaikan bahwa pada beberapa pekan lalu pihaknya tidak punya pilihan selain menembak tiga teroris di Jawa Timur karena aparat mendapatkan perlawanan dan harus ditindak.
Menurutnya, tujuan utama dari kelompok teroris tersebut yakni untuk beruapaya membangun Negara Islam Indonesia dengan mengubah konstitusi negara Indonesia. Apalagi mereka telah mengatakan bahwa negara Barat dan pemerintah sebagai musuh. Seruan jihad, kata mereka merupakan strategi utnuk berperang.
Selain itu, BNPT juga melibatkan para mantan kombatan yang sudah bertobat untuk menyempurnakan program deradikalisasi, baik bagi napi terorisme di dalam Lembaga Pemasyarakat (Lapas) maupun mereka yang sudah bebas.
BNPT akan memberikan pelatihan keterampilan kewirausahaan bagi keluarga mantan teroris, beasiswa bagi anak-anak mereka. Hal itu dilakukan agar mereka tidak terpinggirkan dan bisa diterima di masyarakat sehingga tidak kembali lagi ke jaringan lamanya.
Dan José Luis Olivera Serrano selaku pimpinan CITCO pun juga menyampaikan penghargaan yang tinggi atas terlaksananya pertemuan tersebut. Seperti diketahui, CITCO merupakan Badan Anti Teror yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Spanyol. Seperti juga halnya dengan BNPT, CITCO terdiri dari sejumlah 21 satuan kerja. (rr)
0 Response to "Kerjasama BNPT dan Badan Anti Teror Spanyol Dalam Penanggulangan Terorisme"
Posting Komentar