korban ledakan bom di St Petersburg (Foto: Reuters)
RadarRakyat.Info- Enam orang telah ditangkap di kota St Petersburg, Rusia atas kecurigaan merekrut anggota untuk kelompok radikal ISIS. Namun tak ada bukti keterkaitan mereka dengan serangan bom di kereta bawah tanah di St Petersburg.
Komisi investigasi negara menyatakan, keenam orang asal Asia Tengah tersebut dituduh membantu aktivitas teroris. Sejak November 2015, mereka telah terlibat dalam perekrutan para migran Asia Tengah lainnya untuk kelompok ISIS dan untuk kelompok lainnya yang dilarang, Nusra Front.
Disebutkan komisi tersebut, literatur Islamis radikal ditemukan saat penggeledahan di kediaman keenam orang tersebut.
"Saat ini tak ada bukti bahwa para tahanan itu terkait, atau mengenal pelaku serangan teroris di metro St Petersburg," demikian disampaikan komisi tersebut seperti dilansir kanntor berita Reuters, Rabu (5/4/2017).
Di Rusia, ada ratusan ribu migran Asia Tengah yang tinggal dan bekerja di negeri itu.
Para penyidik Rusia menyatakan bahwa tersangka utama dalam serangan bom di St Petersburg adalah Akbarzhon Jalilov, warga Rusia kelahiran Kyrgyzstan, negara mayoritas muslim di Asia Tengah. Pria kelahiran tahun 1995 tersebut tewas dalam ledakan bom pada Senin (3/4) sore waktu setempat.
Serangan bom itu menewaskan 14 orang dan melukai 50 orang lainnya. Menyusul serangan bom di St Petersburg, otoritas Rusia telah meningkatkan pengamanan di kota-kota besar. Anjing-anjing pelacak dikerahkan dan pemeriksaan tas dilakukan di sejumlah stasiun kereta di Moskow. Pemerintah Rusia telah menegaskan peristiwa tersebut sebagai serangan teroris.
"Orang-orang meninggal sebagai akibat aksi teroris, banyak yang terluka," ujar Presiden Vladimir Putin dalam pertemuan di Moskow bersama para kepala dinas keamanan dari negara-negara bekas Uni Soviet.(detik)
Komisi investigasi negara menyatakan, keenam orang asal Asia Tengah tersebut dituduh membantu aktivitas teroris. Sejak November 2015, mereka telah terlibat dalam perekrutan para migran Asia Tengah lainnya untuk kelompok ISIS dan untuk kelompok lainnya yang dilarang, Nusra Front.
Disebutkan komisi tersebut, literatur Islamis radikal ditemukan saat penggeledahan di kediaman keenam orang tersebut.
"Saat ini tak ada bukti bahwa para tahanan itu terkait, atau mengenal pelaku serangan teroris di metro St Petersburg," demikian disampaikan komisi tersebut seperti dilansir kanntor berita Reuters, Rabu (5/4/2017).
Di Rusia, ada ratusan ribu migran Asia Tengah yang tinggal dan bekerja di negeri itu.
Para penyidik Rusia menyatakan bahwa tersangka utama dalam serangan bom di St Petersburg adalah Akbarzhon Jalilov, warga Rusia kelahiran Kyrgyzstan, negara mayoritas muslim di Asia Tengah. Pria kelahiran tahun 1995 tersebut tewas dalam ledakan bom pada Senin (3/4) sore waktu setempat.
Serangan bom itu menewaskan 14 orang dan melukai 50 orang lainnya. Menyusul serangan bom di St Petersburg, otoritas Rusia telah meningkatkan pengamanan di kota-kota besar. Anjing-anjing pelacak dikerahkan dan pemeriksaan tas dilakukan di sejumlah stasiun kereta di Moskow. Pemerintah Rusia telah menegaskan peristiwa tersebut sebagai serangan teroris.
"Orang-orang meninggal sebagai akibat aksi teroris, banyak yang terluka," ujar Presiden Vladimir Putin dalam pertemuan di Moskow bersama para kepala dinas keamanan dari negara-negara bekas Uni Soviet.(detik)
0 Response to "Rekrut Anggota Untuk ISIS, 6 Orang Ditangkap di St Petersburg"
Posting Komentar