Tim penyelamat ketika mencoba mencari korban dalam serangan bom yang
menimpa kereta api cepat Nevski Express yang tengah menempuh perjalanan
dari Moskwa menuju St Petersburg pada 2009.
RadarRakyat.Info- Ledakan yang menghantam stasiun kereta bawah tanah kota St Petersburg, Rusia, Senin (3/4/2017), yang menewaskan 14 orang merupakan serangan paling buruk terhadap sistem transportasi Rusia.
Berikut beberapa serangan teror yang menyasar moda transportasi umum di Negeri Beruang Merah.
Volgograd (2013)
Pada 30 Desember 2013, seorang pengebom bunuh diri masuk ke dalam sebuah bus gandeng di kota Volgograd dan meledakkan diri. Akibatnya 17 orang, termasuk si teroris, tewas dan 20 orang lainnya terluka.
Serangan ini hanya berselang sehari setelah ledakan bom di stasiun kereta api Volgograd yang menewaskan 18 orang dan melukai 44 orang lainnya.
Pelaku meledakkan diri di pintu masuk stasiun setelah gerak-geriknya membuat polisi mencurigainya. Jika dia meledakkan diri di dalam stasiun maka jumlah korban tewas akan jauh lebih banyak.
Bandara Domodedovo, Moskwa (2011)
Serangan teroris terjadi di ruang kedatangan di bandara internasional Domodedovo, Moskwa, salah satu bandara tersibuk di Eropa Timur, pada 24 Januari 2011.
Serangan bom itu menewaskan 31 orang dan melukai 172 orang lainnya.
Sebagian besar korban adalah warga Rusia tetapi warga dari Tajikistan, Jerman, Uzbekistan, Inggris, Austria, dan Ukraina ikut menjadi korban.
Dalam beberapa pekan, sebuah kelompok yang menyebut diri sebagai Keemiran Kaukasus yang dipimpin Doku Umarov mengklaim mendalangi serangan tersebut.
Dinas intelijen Rusia akkhirnya mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri itu sebagai pemuda 20 tahun asal Kaukasus Utara.
Moskwa (2010)
Insiden yang disebut pemerintah sebagai serangan paling mematikan dan paling canggih yang terjadi di ibu kota Rusia terjadi di jam sibuk pada 29 Maret 2010 di dua stasiun bawah tanah Moskwa.
Ledakan pertama mengguncang stasiun kereta bawah tanah Lubyanka beberapa saat sebelum kereta yang tiba membuka pintunya, seorang perempuan meledakkan diri dan menewaskan 24 orang.
Serangan kedua terjadi di stasiun Park Kultury beberapa menit sesudahnya menewaskan 12 orang di lokasi dan empat orang lainnya meninggal dunia di rumah sakit.
Dua perempuan asal Dagestan, yang disebut sebagai "para janda hitam", diyakini sebagai pelaku serangan bunuh diri itu.
Beberapa bulan kemudian, Alexander Bortnikov, saat itu menjabat direktur FSB, mengatakan, telah mengidentifikasi semua dalang serangan tersebut.
Ketiga orang tersangka otak serangan tersebut tewas dalam sebuah operasi yang sebenarnya ditujukan untuk menangkap mereka hidup-hidup.
Pengeboman Nevski Express (2009)
Serangan ini terjadi pada 27 November 2009 dan menyasar kereta api Nevski Express, yang dulu merupakan kereta tercepat yang menghubungkan Moskwa dan St Petersburg.
Sebuah bom meledak di bawah salah satu gerbong saat kereta itu baru saja meninggalkan kota Bologoye, sekitar 320 kilometer dari Moskwa, mengakibatkan anjloknya kereta.
Ledakan dan anjloknya kereta itu mengakibatkan 27 orang tewas dan melukai 95 penumpang. Saat tragedi itu terjadi Nevski Express sedang membawa 661 penumpang di 13 gerbong.
Dinas intelijen Rusia yakin pelaku bersembunyi di sebuah rumah sewaan di sebuah desa dekat lokasi ledakan untuk mengetahui jadwal kereta untuk memasang bom tersebut.
Hasil investigasi resmi menyebut, kelompok ekstrem asal Ingushetia di Kaukasus Utara yang dipimpin Said Buryatski sebagai dalang serangan itu. Said Buryatski sendiri akhirnya tewas pada Maret 2010 dalam baku tembak dengan polisi.(kompas)
Berikut beberapa serangan teror yang menyasar moda transportasi umum di Negeri Beruang Merah.
Volgograd (2013)
Pada 30 Desember 2013, seorang pengebom bunuh diri masuk ke dalam sebuah bus gandeng di kota Volgograd dan meledakkan diri. Akibatnya 17 orang, termasuk si teroris, tewas dan 20 orang lainnya terluka.
Serangan ini hanya berselang sehari setelah ledakan bom di stasiun kereta api Volgograd yang menewaskan 18 orang dan melukai 44 orang lainnya.
Pelaku meledakkan diri di pintu masuk stasiun setelah gerak-geriknya membuat polisi mencurigainya. Jika dia meledakkan diri di dalam stasiun maka jumlah korban tewas akan jauh lebih banyak.
Bandara Domodedovo, Moskwa (2011)
Serangan teroris terjadi di ruang kedatangan di bandara internasional Domodedovo, Moskwa, salah satu bandara tersibuk di Eropa Timur, pada 24 Januari 2011.
Serangan bom itu menewaskan 31 orang dan melukai 172 orang lainnya.
Sebagian besar korban adalah warga Rusia tetapi warga dari Tajikistan, Jerman, Uzbekistan, Inggris, Austria, dan Ukraina ikut menjadi korban.
Dalam beberapa pekan, sebuah kelompok yang menyebut diri sebagai Keemiran Kaukasus yang dipimpin Doku Umarov mengklaim mendalangi serangan tersebut.
Dinas intelijen Rusia akkhirnya mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri itu sebagai pemuda 20 tahun asal Kaukasus Utara.
Moskwa (2010)
Insiden yang disebut pemerintah sebagai serangan paling mematikan dan paling canggih yang terjadi di ibu kota Rusia terjadi di jam sibuk pada 29 Maret 2010 di dua stasiun bawah tanah Moskwa.
Ledakan pertama mengguncang stasiun kereta bawah tanah Lubyanka beberapa saat sebelum kereta yang tiba membuka pintunya, seorang perempuan meledakkan diri dan menewaskan 24 orang.
Serangan kedua terjadi di stasiun Park Kultury beberapa menit sesudahnya menewaskan 12 orang di lokasi dan empat orang lainnya meninggal dunia di rumah sakit.
Dua perempuan asal Dagestan, yang disebut sebagai "para janda hitam", diyakini sebagai pelaku serangan bunuh diri itu.
Beberapa bulan kemudian, Alexander Bortnikov, saat itu menjabat direktur FSB, mengatakan, telah mengidentifikasi semua dalang serangan tersebut.
Ketiga orang tersangka otak serangan tersebut tewas dalam sebuah operasi yang sebenarnya ditujukan untuk menangkap mereka hidup-hidup.
Pengeboman Nevski Express (2009)
Serangan ini terjadi pada 27 November 2009 dan menyasar kereta api Nevski Express, yang dulu merupakan kereta tercepat yang menghubungkan Moskwa dan St Petersburg.
Sebuah bom meledak di bawah salah satu gerbong saat kereta itu baru saja meninggalkan kota Bologoye, sekitar 320 kilometer dari Moskwa, mengakibatkan anjloknya kereta.
Ledakan dan anjloknya kereta itu mengakibatkan 27 orang tewas dan melukai 95 penumpang. Saat tragedi itu terjadi Nevski Express sedang membawa 661 penumpang di 13 gerbong.
Dinas intelijen Rusia yakin pelaku bersembunyi di sebuah rumah sewaan di sebuah desa dekat lokasi ledakan untuk mengetahui jadwal kereta untuk memasang bom tersebut.
Hasil investigasi resmi menyebut, kelompok ekstrem asal Ingushetia di Kaukasus Utara yang dipimpin Said Buryatski sebagai dalang serangan itu. Said Buryatski sendiri akhirnya tewas pada Maret 2010 dalam baku tembak dengan polisi.(kompas)
0 Response to "4 Serangan Paling Mematikan terhadap Sistem Transportasi Rusia"
Posting Komentar