RadarRakyat.Info-Oleh : Prof. Dr. Ir. H. Koesmawan, M.Sc, MBA, DBA
(Guru Besar Bidang Manajemen STIE Ahmad Dahlan Jakarta)
Dalam suasana pemegang KTP DKI sedang menimbang-nimbang, mau
pilih “Ahok” atau “Anies”, maka, perlu mencari referensi. Kalau sudah bisa
membaca ini, maka semakin jelas, kemana arah mang Engkoes (Prof. Koesmawan
-red) membawa umat Islam dalam memilih gubernur.
Ada pepatah, “Tak tahu, maka tak kenal, Tak kenal maka tak
sayang dan tak sayang maka tak cinta”. Saya bukan pemuja Habib Rizieq, tetapi
ketika membaca “coretan”, Gunawan Mohamad, entah benar tulisan Gunawan atau
bukan intinya, “Mengecam Habib sebagai merongrong pemerintah dan seolah Habib
membenci NKRI".
Nah dibawah ini, saya kemukakan berita melalui WA pagi ini.
Sekedar pembanding rasa ingin tahu kita. Lalu, mohon sebarkan ya, agar
pengetahuan umat tentang Habib dan FPI, seimbang. Medsos dan Media Massa, hanya
menjelek-jelekan Habib saja. Mari kita pelajari tentang beliau satu persatu.
Pertama, ayah beliau almarhum Habib Husein Syihab merupakan
anggota Pandu Arab yang ikut berjuang mengusir penjajah Belanda di Indonesia.
Bapak Husein Syihab ini, pernah bekerja di Rode Kruis (kini PMI) dan membantu
suplai makanan dan obat-obatan untuk pejuang kemerdekaan. Pernah tangan Bapak
Husein Syihab diikat dan diseret dengan kendaraan Jeep, dipenjara dan divonis
hukuman mati oleh Belanda. Tapi, berkat bantuan Allah, berhasil kabur dari
penjara dan melompat ke Kali Malang meskipun bagian pantatnya tertembak.
Ternyata, sang ayah telah mewariskan darah juang untukmu berbhakti kepada
Indonesia dengan membawa misi agama dan kemanusiaan. Jadi sungguh Naif, kalau
ada orang menuduh Habib sebagai, tidak nasonalis atau anti NKRI, naudzubullah
min dzaliq. Kejam amat yah.
Kedua, langkah FPI yang dinilai grasak-grusuk, tukang demo,
padahal pasukan putih dan aparat setempat bersama FPI, telah banyak menutup
tempat maksiat, perjudian, pelacuran dan narkoba. Bukankah Narkoba itu musuh
utama Negara? Kok menuduh Habib seperti tak ada apa apanya sih? Semenara mang
engkoes hanya baca berita saja, belum bisa berbuat seperti FPI, mengapa kalian
diam saja, FPI berbuat.
Ketiga, Saya, mendengar kabar dari rekan rekan anggota tim
penolong peristiwa Tsunami di Aceh, tidak banyak orang tahu,Habib dan dan
pasukan putih FPI, adalah evakuator mayat terbanyak, lebih dari100 ribu
jenazah, ketika terjadi Tsunami di Aceh, membangun kembali masjid dan musholah,
dan menginap di kuburan selama berbulan-bulan lamanya. Saya menangis, bangga
dan terharu mendengar kabar ini. Saya tak bisa berbuat apa, sementara FPI
berjibaku di Aceh. Tak hanya di Aceh, Habib dan pasukan putih menjadi garda
terdepan dalam membantu korban bencana alam, banjir, longsor dan gempa bumi
dengan dasar kemanusiaan di hampir seluruh wilayah, jika ada berita musibah,
FPI langsung kirim pasukan putihnya. Ya saya Cuma bisa lihat di TV saja. Tega
amat yang menyuruh FPI Dibubarkan. Kamu sudah bisa apa.
Keempat, Habib dan FPI, bekerja sama dengan Kemensos RI
secara nasional dalam Program Bedah Kampung. Ribuan rumah miskin di puluhan
kampung Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Purwakarta, Pasuruan, Palu, dan
Gresik, berhasil dibedah tanpa memandang apa agama mereka, apakah Habib benci
persatuan? Benci perbedaan. Ah sungguh teganya teganya tegaanya orang yang
memfitnah Habib.
Kelima, habib dan FPI pernah bekerja sama dengan Kemenag RI
dalam Program Pengembalian Ahmadiyah kepada Islam. Ribuan pengikut Ahmadiyah
taubat dan masuk Islam. Seperti di Tenjo Waringin Tasik, 800 warga Ahmadiyah
kembali pada Islam. Ya Allah bukankah langkah Habib ini sungguh mulia.
Keenam, Habib dan FPI, pernah bekerja sama dengan almarhum
Taufiq Kiemas Pimpinan MPR RI dalam pemantapan Empat Pilar RI. Tidak pernah
menolak Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika selama ditafsirkan
secara benar dan lurus. Maka itu Mantan Menteri Dalam Negeri Indonesia Gamawan
Fauzi pernah mengimbau agar Kepala Daerah bisa menjalin kerja sama dengan ormas
FPI. Sungguh tega sekali kalau oknum yang ingin membubaran FPI. Mikir dong.
Jadi bener kata teman, Warung Padang itu paling demokratis, anda boleh mau pake
OTAK atau tidak. Ahir-ahir ini, kurang yang memilih otak, semoga bukan “Rusak
Utak”, pinjam kata Prof. Syefii.
Ketujuh, Habib sering mengirim bantuan kepada saudara kita
yang teraniaya di Palestina dan negeri lainnya, Sayang luput dari pemberitaan
yah.
Kedelapan, Habib dan Sejumlah Pemda di berbagai Daerah
bekerjasama dalam program kebersihan lingkungan, penyuluhan kesehatan,
pemberantasan hama pertanian, penghijauan lahan gundul, dan sebagainya.
Kesembilan, Habb dan pasukan putih sedang melakukan upaya
pencegahan banjir Jakarta dengan mereboisasi daerah hulu sungai yang mengarah
ke DKI di Pesantren Agrikultural dareah kaki Gunung Pangrango, Megamendung
Puncak. Dengan menanam sekitar 40 ribuan pohon dan target 300 ribu pohon tahun
ini tertanam di sana. Sehingga dua tahun kedepan ada satu juta pohon untuk
reboisasi hutan di mana daerah tersebut ada empat aliran sungai yang mengarah
ke Jakarta. Bukankah ini berarti Hibib pernah kerjasama denga Jokowi dan Ahok.
Itulah data-data yang saya terima, saya beri judul “The Nine
Golden Ways of Habib and FPI”, semoga dimuat oleh banyak Medsos, lalu disebar
luaskan sehingga berubahlah pandangan mereka kepada FPI, yang bener-bener
sangat benci sekali. Sungguh keji orang yang bertahan dengan kebenciannya
kepada Habib dan FPI. Apa lagi yang punya niat atau coba usulkan Bubarkan FPI.
Naudzubullah tsuma naudzulbillah.
Menurut mang Egkoes, biarlah, saudara dan temen-temen saya
juga, mereka menilai Habib dan FPInya sebagai, radikal, garis keras, pasukan
nasi bungkus, intoleran, teroris dan sebagainya. Biarlah, itu semua menjadi
urusan mereka dengan Tuhannya. Seorang temen mang Engkoes ikut-ikutan minor
kepada gerakan Habib ini, dinilainya sebagai, “bibit bibit tumbuhnya
Radikalisme” dan sebagai “Pemegang Kunci Surga”. Sungguh keji mereka. Tak
sedikit, sahabat mang engkoes, USA (Urang Sunda Asli), alumni ITB (pemikir kelas
wahid, sebab, masuk ITB disebut putra-putri terbaik), Alumni -SMAN3 (SMA
terbaik ujian nasioanalnya secara umum),- yang bersikap - “Minor terhadap Habib
dan FPI-nya”, Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Mang Engkoes yakin bahwa Habib dan FPI adalah manusia biasa,
yang jauh dari kata sempurna. Berbenahlah wahai sahabatku tercinta, dengan
kritikan dan bijaklah menyikapi segala perbedaan. Lanjutkan berbuat yang
terbaik untuk negeri ini, bergandeng bersama dalam bingkai “Bhineka Tunggal
Ika.” MERDEKA.
Semoga Allah selalu meridhoi setiap langkah baik Habib, FPI
dan seluruh Umat Islam pencinta NKRI ini, serta melindungi, menjaga kesehatan
dan menjauhkannya dari fitnah dan marabahayanya. AAMIIN. Terima kasih yang mau
menyebarkan ini. Lalu, apa hubungannya dengan pemilihan gubernur, nah, kalau
memahami tulisan ini, maka jelas, kemana arahnya. Pilih tentunya, gubernur yang
menyayangi Habib Rijieq Shihab.
Dari Prof.Dr.Ir.H. Koesmawan, M.Sc.MBA,DBA
Guru Besar Bidang Manajemen STIE Ahmad Dahlan Jakarta
0 Response to "Catatan : Dosa Dosa Habib Rizieq"
Posting Komentar