RadarRakyat.Info-Pakar Hukum
dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Dr M Mahfud MD angkat bicara
mengenai 'manuver' Antasari Azhar terhadap Presiden ke-6 RI Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.
Antasari,
Mantan Ketua KPK menuding Ketua Umum Partai Demokrat itu melakukan
kriminalisasi terkait kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, 2009 silam.
Antasari
juga mengatakan bahwa ia mendapat pesan dari Cikeas yang disampaikan melalui
Hary Tanoesoedibjo supaya tidak memenjarakan Aulia Pohan, besan SBY, terkait
kasus dugaan korupsi Yayasan Bank Indonesia.
Aulia Pohan
adalah mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia.
Mahfud MD
beranggapan bahwa serangan Antasari kepada SBY ada kaitannya dengan situasi
Pilgub DKI Jakarta.
Mahfud
menambahkan bahwa yang melakukan serangan melalui Antasari ini adalah para
pendukung Cagub/Cawagub dalam Pilgub DKI.
Keterangan
Mahfud tersebut disampaikan Mahfud, saat diwawancarai oleh wartawan
Tribunnews.com Richard Susilo dari Tokyo Kamis (16/2/2017).
Berikut ini
petikan wawancara Tribunnews.com pada Mahfud MD:
Apakah benar
kasus Antasari yang mencuat belakangan ini tidak ada kaitan dengan Pilkada?
Menurut saya
pengungkitan kasus kriminalisasi oleh Antasari atas dirinya memang terkait
situasi politik Pilgub DKI. Kesimpulan itu sulit dihindarkan
Lalu apa
bapak percaya kalau Presiden Jokowi juga ikut terlibat?
Saya tak percaya
kalau Presiden Jokowi yang melakukan serangan itu kepada Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY).
Saya pun tak
percaya kalau Jokowi yang mendorong Antasari menyerang SBY dengan laporannya ke
Bareskrim itu.
Jadi menurut
saya Jokowi memberi grasi ya biasa saja, apalagi sudah banyak yang sejak dulu
mengusulkan pemberian grasi bahkan pembebasan Antasari
Kalau begitu
siapa yang melakukan serangan kepada SBY?
Yang
melakukan serangan pada SBY melalui kasus Antasari itu menurut dugaan saya
adalah pendukung cagub/cawagub dalam Pilgub DKI.
Tetapi
cagubnya sendiri juga tak tahu menahu kalau ada pendukungnya yang memotori itu.
Itu adalah
kreativitas dan militansi para pendukung sendiri. Dan ini sulit dicari aktornya
sebab Antasari tampil sendiri melakukan itu. Antasari sendiri memang tampak
berlaku kurang konsisten.
Kurang
konsisten bagaimana?
Saat
dibebaskan tapi belum mendapat grasi dia mengatakan ikhlas menerima yang sudah
terjadi dan tak akan mengungkit-ungkit lagi.
Tapi begitu
mendapat grasi dia kok mengungkit dan lapor ke Bareskrim? Makanya wajar
dikaitkan dengan langkah politis untuk Pilgub
Lalu apa
dampaknya?
Akibatnya
elektabilitas AHY-Sylvi rontok. Itu biasa dalam politik. Buruk secara akhlak
tapi berlaku dalam realitas politik.
Bagaimana
dengan posisi SBY?
Memang
lawan-lawan politik SBY punya amunisi untuk menyerang SBY.
Saat
Antasari digelandang ke pengadilan dulu ada perlakuan-perlakuan yang tidak
wajar oleh aparat terhadap Antasari.
Tak dapat
disangkal di masyarakat kala itu ada kesan rekayasa dan kedzaliman terhadap
Antasari.
Tapi saat
itu SBY diam saja dengan alasan Presiden tak boleh ikut campur dalam penegakan
hukum.
Waktu itu
saya bilang, Presiden tak boleh ikut campur atau mengintervensi pengadilan tapi
boleh ikut campur kalau belum dibawa ke pengadilan, agar ketika proses hukum
masih ada di eksekutif bisa diluruskan oleh Presiden.
Bagaimana
akhirnya?
Ya, akhirnya
Antasari diadili dan divonis bersalah sampai inkracht. Nah sekarang SBY kena
getahnya karena dulu kurang responsif atas kasus Antasari.
Tuduhan SBY
mengkriminalisasi Antasari bagaimana?
Tuduhan
bahwa SBY dulu mengkriminalisasi Antasari mungkin tidak benar.
Tetapi bahwa
dulu SBY mendiamkan proses yang kurang fair menimpa Antasari, padahal waktu itu
masih ada di lingkungan eksekutif adalah catatan yang takkan terlupakan.
Mudah-mudahan
SBY tabah menghadapi ini. Di dalam politik itu sangat sering terjadi hal-hal
seperti itu.
Menyeret
Kubu Istana
Polemik ini
menyeret pihak Istana karena SBY menyebut pihak penguasa berada di balik
Antasari. Selain itu SBY menuding pemberian grasi (pengampunan) oleh Presiden
Joko Widodo kepada Antasari bermotif politik.
Menteri
Sekretaris Negara Pratikno telah melaporkan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi)
perihal polemik Antasari Azhar - SBY.
Saat
Presiden bertanya, Pratikno menjelaskan bahwa pemberian grasi terhadap Antasari
Azhar sudah melalui mekanisme sesuai ketentuan.
"Saya
katakan, Bapak nggak perlu risau karena kita melalui mekanisme yang sudah
jelas," Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta.
Ketua Umum
DPP Perindo Hary Tanoesoedibjo, menyebut pernyataan Antasari Azhar sebagai
fitnah.
Dia menanti
langkah SBY membawa persoalan ini ke ranah hukum.
(tribunnews)
(tribunnews)
0 Response to "Mahfud: Dugaan Kriminalisasi Antasari Memang Terkait Pilgub DKI, itu Sulit Dihindarkan"
Posting Komentar