RadarRakyat.Info-Pernah dengar penyanyi yang bernama Cat Stevens? Atau malah lebih familiar dengan Yusuf Islam? Cat Stevens dan Yusuf Islam adalah orang yang sama. Namanya berubah menjadi Yusuf Islam setelah memeluk Islam pada tahun 1977. Kisah dan perjalanan hidupnya sangat menarik. Mulai dari soal bakatnya di bidang musik sampai ketika pada suatu masa ia dilarang menginjakkan kakinya di Amerika Serikat.
Stevens
lahir di London tanggal 21 Juli 1948. Kedua orang tuanya memiliki sebuah
restoran. Di restoran tersebut, Stevens belajar piano saat masih kanak-kanak.
Pada usia 18 tahun, Stevens menandatangani kontrak dengan Decca Records dan
merilis album pertamanya. Sebuah single berjudul Wild World membuatnya jadi
seorang bintang. Bagaimana perjalanan hidupnya selanjutnya? Yuk, kita ikuti
kisahnya di sini.
Keluarga Cat
Stevens Tinggal di Sebuah Apartemen Kecil
Pria yang
bernama lengkap Stephen Demetre Georgiou merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara. Kedua orang tuanya, Stavros Georgiou dan Ingrid Wickman punya
bisnis restoran. Mereka tinggal di sebuah apartemen kecil.
Stevens
kecil belajar piano di restoran kedua orang tuanya. Selain itu, keberadaan
teater West End memberinya pengaruh besar sebagai seorang musisi muda. Meskipun
dibesarkan dengan nilai-nilai Ortodoks Yunani, orang tua Stevens memasukkannya
ke sekolah Katolik Roman. Saat usianya baru delapan tahun, Stevens harus
menghadapi kenyataan pahit. Kedua orang tuanya bercerai. Namun di tengah
kepahitan itu, Stevens muda mulai lebih banyak menggali bakat musiknya.
Belajar
Gitar dan Mulai Meroket
Pada tahun
1963, saat berusia 15 tahun, Stevens terpukau oleh The Beatles. Ia pun kemudian
meminta orang tuanya untuk membelikan gitar. Di usia remaja itulah, dia mulai
belajar menulis dan memainkan lagunya sendiri.
Bulan Juli
1964, saat kuliah di Hammersmith Art College, Steven membuat debut musik
pertamanya di sebuah bar, Black Horse. Penampilannya itu jadi titik awal
kariernya. Setahun kemudian, nama Cat Stevens jadi nama panggungnya.
Pernah
Mengalami Depresi Sampai Jatuh Sakit
Album
pertama Stevens, Matthew and Son melejitkan namanya. Meski akhirnya bisa sukses
jadi bintang besar, Stevens kemudian mengalami keterpurukan. Decca Records
menuntutnya mempertahankan pamornya untuk menarik para audiens remaja. Padahal
Stevens ingin merilis sejumlah lagu yang lebih matang.
Tekanan itu
membuat Stevens depresi. Ia tenggelam dalam pengaruh minuman beralkohol.
Kondisi kesehatannya sampai memburuk. Sampai pada tahun 1968 ia didiagnosis
mengidap tuberkulosis. Selama dirawat di rumah sakit, ia kembali merenungkan
dan mengevaluasi lagi hidupnya.
Mendapat
Kado Al-Quran dari Kakaknya
Stevens
berhasil jadi penyanyi dan penulis lagu terkenal. Suatu ketika, saat sedang
berenang di pantai Malibu, Stevens hampir tenggelam. Menyadari dirinya sedang
di ambang kematian ia membuat janji. Kalau dirinya bisa selamat dengan sebuah
keajaiban, ia akan mengabdikan dirinya sepenuhnya pada Tuhan.
Keajaiban
pun terjadi. Stevens merasakan ombak mendorongnya ke daratan seakan-akan doanya
terjawab. Tak lama setelah kejadian itu, kakak Stevens menghadiahinya sebuah
Al-Quran di hari ulang tahunnya. Kitab suci tersebut memberi pengaruh besar
dalam hidupnya. Tahun 1977, ia pun masuk Islam dan mengubah namanya menjadi
Yusuf Islam.
Pernah
Dilarang Menginjakkan Kaki di Amerika Serikat
Bulan
September 1979, Stevens menikahi Fawzia Ali dan mendirikan sebuah sekolah Islam
di dekat London. Kemudian namanya jarang terdengar lagi hingga akhir 80an
karena ia lebih memilih untuk mendedikasikan waktunya untuk keluarga dan
agamanya. Tahun 1989, Stevens mengungkapkan dirinya difitnah, dia dianggap
mendukung hukuman mati untuk novelis Salman Rushdie. Akibatnya, musik Stevens
dilarang mengudara di Amerika Serikat dan dia masuk daftar hitam di industri
musik.
Pertengahan
tahun 90an, Stevens mulai merilis album yang bertema Islam. Sayangnya, meski
sudah dibarengi dengan upaya beramal, stigma buruk yang tadinya menempel susah
hilang. Meski Stevens mengecam keras aksi teroris tragedi 9/11, dia dilarang
menginjakkan kakinya di Amerika Serikat. Dirinya pun dituduh ikut membiayai
kelompok militer Hamas tapi dia menolak tuduhan tersebut.
Kariernya
Kembali Melejit sebagai Musisi
Stevens
kembali melakukan rekaman musin non-relijius pada tahun 2004. Pada tahun
tersebut, ia membuat sebuah lagu untuk aksi sosial bersama penyanyi pop Ronan
Keating dan tampil di konser langsung untuk para pengungsi Darfur di Royal
Albert Hall, London. Tahun 2005 ia dinobatkan sebagai “Songwriter of the Year”
dan mendapat penghargaan “Song of the Year” oleh American Society of Composers,
Authors, and Publishers untuk lagunya yang berjudul “The First Cut is the
Deepest”. Lagu tersebut merupakan lagu yang hit pada tahun 1967 lalu.
Tahun 2006,
Stevens merilis album An Other Cup yang mendapat ulasan positif. Pada tahun
yang sama, ia menerima penghargaan lain untuk lagunya “The First Cut is the
Deepest” dan tampil di sebuah konser, Novel Peace Price Concert untuk
menghormati aktivis sosial, Muhammad Yunus. Meski pernah memiliki hubungan yang
buruk dengan media, karya Stevens tetap populer. Tahun 2007, Stevens menerima
sejumlah penghargaan lain seperti Mediterranean Prize for Peace, ECHO award,
dan mendapat gelar honorary doctorate dari University of Exeter atas usahanya
meningkatkan pemahaman antara Islam dan budaya barat. Setahun kemudian, Stevens
dinominasikan untuk induksi ke Songwriters Hall of Fame.
Mendirikan
Sejumlah Sekolah Islam di Inggris
Cat Stevens
setelah memeluk Islam mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk agamanya. Ia
mendirikan sejumlah sekolah Islam di Inggris. Seperti Islamia Primary School,
Islamia Girls School, dan Brondesbury College.
Pernikahannya
dengan Fawzia Ali dianugerahi lima orang anak. Mereka kini tinggal di London.
Sejumlah karyanya yang paling populer hingga saat ini, antara lain”Moonshadow”,
“Peace Traine”, “Don’t be Shy”, “Where will the Children Play?”, dan “Father
and Son”.
Dari kisah
Cat Stevens kita bisa mendapatkan banyak pelajaran. Misalnya tentang menemukan
hidayah Tuhan atau ketetapan berada di jalan kebaikan yang memang tak mudah.
Seperti Stevens yang tak boleh menginjakkan kakinya di tanah Paman Sam. (b)

0 Response to "Cat Syevens (Yusuf Islam),Penyanyi Hebat Yg Mendapat Hidaah Stelah Dihadiahi Al Quran"
Posting Komentar