RadarRakyat.Info-Perjuangan pahlawan zaman dahulu memang tak kenal menyerah. Pada masa Belanda menginjakkan kekuasaannya di negeri ini, banyak pejuang yang rela mengorbankan nyawa demi memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Gagalnya perjanjian Renville menimbulkan suatu permasalahan yang berujung pada Agresi Belanda II.
Dari
permasalahan itulah, Aceh bersiap-siap untuk menghadapi serangan kompeni. Oleh
karena itu, pemimpin memerintahkan laskar-laskar Aceh. Semua pasukan dikerahkan
untuk menyerukan kekuatan. Namun, ada satu hal yang tak akan terlupakan dari
masa tersebut, yaitu panglima perang Aman Dimot asal Aceh yang berjuang dalam
mempertahankan Sumatra Timur. Sosok yang bikin Belanda menganga, karena
kesaktiannya.
Biografi
singkat tentang Aman Dimot
Aman Dimot
terlahir pada tahun 1920 di wilayah Tenamak, Linge Isaq, propinsi Aceh. Sejak
kecil ia dididik dengan lingkungan keluarga muslim yang kuat. Aman Dimot tumbuh
menjadi anak yang tegar, sabar, dan mandiri. Ia terbiasa menghadapi semua
masalah yang ada. Maka dari itu, jiwa dan semangat Aman Dimot tersulut sejak
mendengar Belanda akan menyerang wilayahnya. Ia membela tanah kelahirannya
dengan bergabung ke Laskar Mujahidin yang dipimpin oleh Teungku Ilyas Lebe.
Aman Dimot
sebagai pahlawan yang tak kenal mundur
Pada tahun
1947, penjajah Belanda lebih dahulu menguasai wilayah Langkat dan Batang
Serangan. Aman Dimot tidak tinggal diam sehingga dia bergabung dengan pasukan
untuk membalas perbuatan mereka. Belanda menginstruksikan para pasukan pejuang
untuk segera mundur. Namun, Aman Dimot tetap menantangnya dan tidak mau mundur
begitu saja.
Melihat
kegigihan Aman Dimot, Belanda menyerang pasukan Aceh dengan persenjataan yang
berat nan mumpuni. Kedua teman Aman Dimot tewas, sedangkan Aman masih tetap
bertahan dan tak beranjak dari tempatnya berpijak.
Saat Aman
Dimot bergabung dalam perang
Sejak
Teungku Ilyas Lebe membentuk barisan Gurilla Rakyat Aceh dalam menjalankan
program Gerilya untuk mempertahankan wilayah Sumatra Timur di Aceh tengah, Aman
Dimot bergabung dalam kelompok barisan tersebut. Barisan ini berangkat membantu
menumpas penjajah ke Tanah Karo pada bulan Mei 1949 atas perintah langsung dari
komandan revisi Teuku Chik Di Tiro.
Karena Aman
Dimot dikenal sebagai pejuang terkuat, ia diangkat sebagai komandan saat
berusaha melawan serangan Belanda. Penjajah itu pun terus melemparkan senjata,
menembaki pasukan pejuang dan rumah sakit. Akhirnya, Tengku Ilyas memerintahkan
pasukannya untuk mundur. Namun, Aman Dimot tetap tidak ingin mundur. Sang
Panglima Abu Bakar Aman Dimot itu pun pura-pura mati dengan bergabung bersama
kedua temannya yang tewas. Saat Belanda meyakinkan mereka sudah tewas, Aman Dimot
mulai menyerang Belanda.
Aman Dimot
Kebal Terhadap Peluru
Karena jiwa
Aman Dimot yang tangguh, ia diyakini memiliki Kanuragan atau anugerah berupa
ilmu kebal. Ia tahan terhadap serangan senjata baik pedang maupun peluru. Oleh
karena itu, semua musuh yang melawannya menjadi bengong tak percaya. Selain
itu, di antara teman-temannya yang tewas akibat senjata, Aman Dimot hanya
sebatas luka-luka ringan saja.
Akhir
Kehidupan Aman Dimot
Pasukan
Belanda semakin dibuat kebingungan karena Aman Dimot selalu bertahan walaupun
berkali-kali diserang. Suatu kali Aman Dimot akhirnya menyerang para pasukan
Belanda, hanya dengan sebilah pedang namun banyak bala tentara Belanda yang
tewas. Penjajah semakin gencar membalas perbuatan Aman Dimot tetapi tetap gagal
dalam upaya membunuh pria tersebut.
Tak tinggal
diam, pasukan Belanda menangkap Aman Dimot dan memasukkan granat ke dalam mulut
panglima Aceh itu. Kemudian, Aman Dimot dilindas dengan Tank milik pasukan
Belanda agar memastikan bahwa ia benar-benar tewas. Sejak saat itu Aman Dimot
dinyatakan gugur dalam perang pada tanggal 30 Juli 1949. Ia dimakamkan di
lokasi itu juga tepatnya di wilayah Rajamerahe, Sukaramai, Tanah Karo.
Sosok Aman
Dimot dapat kita ambil bahwa untuk memperebutkan kemerdekaan tidak semudah apa
yang kita bayangkan. Semoga contoh jiwa kepahlawanan Aman Dimot dapat kita
ambil untuk melanjutkan kemerdekaan Indonesia dengan sebaik-sebaiknya. Wujudkan
bentuk nasionalisme yang tinggi mulai dari sekarang. (b)
0 Response to "Aman Dimot, Pejuang Sakti Yang Kebal Peluru Hingga Digilas Tank Belanda"
Posting Komentar